Konsep dan Indikator Pembelajaran Efektif – Pelaksanaan sebuah pembelajaran di dalam kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantara faktor tersebut, yaitu peserta didik, pengajar, dan fasilitas. Sehingga dalam pencapaian tujuan pembelajaran saat mengajar tiga faktor tersebut perlu dipertimbangkan. Harapan pengajar dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas adalah informasi yang disampaikan dapat disimak dan dipahami oleh seluruh peserta didik. Harapan tersebut dapat dikatakan cukup ideal. Kenyataan yang dirasakan pengajar, umumnya berbeda dari yang diharapkan.
Beberapa fakta yang muncul dalam proses belajar mengajar diantaranya: (1) proses belajar mengajar ada variatif tapi cenderung monoton, (2) respon peserta didik kurang positif; (3) aktiftas yang dilakukan dalam proses belajar mengajar kurang bervariasi; dan (4) hasil belajar yang diperoleh belum dijadikan tolok ukur untuk langkah berikutnya.
Kecenderungan beberapa ahli yang mengupas pembelajaran efektif sebagian besar bermuara pada proses belajar mengajar dan hasil akhir. Berikut beberapa pendapat ahli yang mengungkapkan tentang pembelajaran efektif.
- Pertama, Wotruba dan Wright dalam Hamzah Uno (2013) mengungkapkan hasil kajiannya dalam beberapa penelitian mengungkapkan bahwa tujuh indikator pembelajaran dikatakan efektif, yaitu: (1) pengorganisasian materi yang baik, (2) komunikasi yang efektif, (3) penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran, (4) sikap positif terhadap peserta didik, (5) pemberian nilai yang adil, (6) keluwesan dalam pendekatan pembelajaran, dan (7) hasil belajar peserta didik yang Dari tujuh indikator tersebut indikator pemberian nilai yang adil dan indikator keluwesan dalam pendekatan pembelajaran tergolong indikator yang sukar terukur. Makna adil secara hakekakatnya sukar diwujudkan, dibandingkan jika dalam penilaian dilakukan secara objektif dan transparan. Sedangkan keluwesan dalam pendekatan pembelajaran tergolong indikator yang sukar diwujudkan oleh setiap pengajar, karena bersikap luwes ada keterkaitannya dengan kepribadian dan kebiasaan.
- Kedua, Reigeluth (1983: 234) mengungkapkan, indikator pembelajaran efektif yaitu: (1) Kecermatan penguasaan; (2) Kecepatan unjuk kerja; (3) Tingkat alih belajar; dan (4) Tingkat retensi. Untuk kecermatan penguasaan dapat difokuskan pada peserta didik maupun Peserta didik dengan penguasaan yang baik setelah pembelajaran itu berarti tujuan pembelajaran sudah tercapai. Sedangkan bagi pengajar yang memiliki kecermatan penguasaan tergolong baik, hal ini merupakan modal utama dalam proses belajarar mengajar untuk sampai pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Kecepatan unjuk kerja dapat diartikan sebagai kemampuan secara cepat untuk memperlihatkan atau mengaplikasikan hasil suatu pembelajaran. Dengan kecepatan unjuk kerja di atas standar yang ditetapkan maka peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Terkait dengan tingkat alih belajar pada masing- masing peserta didik berbeda-beda tergantung kematangan penguasaan materi masing- masing. Bagi peserta didik dengan penguasaan pembelajaran cepat tentunya memiliki tingkat alih belajar yang cepat, karena untuk beralih pada pembelajaran berikutnya tak jarang dipengaruhi oleh pemahaman pembelajaran sebelumnya.Memperhatikan dua pendapat ahli tersebut tentang indikator pembelajaran efektif, maka dalam tulisan ini dipaparkan ada lima indikator pembelajaran efektif, yaitu: (1) pengelolaan pelaksanaan pembelajaran, (2) proses komunikatif, (3) respon peserta didik, (4) aktifitas belajar, (5) hasil belajar.
Dengan demikian, pembelajaran dinyatakan efektif bila semua indikator tersebut dalam katagori minimal baik. Jika salah satu dari indikator yang dimaksud belum tergolong baik (ada yang belum mencapai 75%), maka belum dapat dinyatakan efektif. Untuk itu disarankan agar menelusuri dan menemukan penyebab dari indikator dari pembelajaran efektif yang belum dinyatakan baik, selanjutnya perlu dikembangkan lebih lanjut.
1. Pengelolaan PelaksanaanPembelajaran
Pendahuluan. Pada kegiatan ini, guru menerangkan alasan-alasan mengapa pokok pembahasan tersebut perlu dibicarakan dan kaitannya dengan materi yang telah dijelaskan, menyampaikan tujuan pembelajaran dengan tepat, memotivasi peserta didik belajar, dan menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh peserta didik secara kontekstual. Dapat juga melakukan pengecekan kesiapan peserta didik baik kesiapan mental atau fisik.
- Menurut Reigulth (1989), beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru pada tahap kegiatan inti adalah:
- Membagi materi dalam beberapa pokok bahasan atau topik, kemudian memberi penjelasan singkat tentang kaitan antartopik dan memberitahukan jika uraian topik berikutnya perlu dikuasai terlebih
- Menjelaskan materi dengan bahasan yang mudah dipahami peserta didik disertai dengan
- Menuliskan kata-kata kunci, dengan demikian peserta didik dapat melihat dengan jelas struktur materi yang
- Setelah topik selesai, dapat dilanjutkan dengan megadakan evaluasi singkat, untuk mengetahui daya serap peserta didik, kemudian dapat dilanjutkan dengan topik
- Membedakan antara hal yang pokok dengan tambahan, peserta didik diberi tahu bagian pokok materi yang merupakan bagian penting, sedangkan yang lainnya adalah pelengkap
- Memberi tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan peserta
Seperti halnya dengan mengawali pelajaran, untuk menutup pelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pembelajaran dapat efektif, yaitu:
- Kelola waktu dengan baik, jangan sampai materi yang diajarkan belum selesai, sedangkan waktu telah
- Peserta didik diberi penugasan dengan adanya pekerjaan rumah, katakanlah dibagian akhir pelajaran, tetapi bukan beberapa detik sebelum pelajaran Jika diberikan terlalu awal, akan memberi peluang kepada peserta didik untuk berusaha mengerjakannya selama pelajaran berlangsung. Sedangkan jika diberikan terlalu lambat maka tidak ada kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai tugas yang diberikan, dan peserta didik harus merasa yakin bahwa merka dapat mengerjakan tugas
- Akhiri pelajaran sedikit lebih dini daripada terlambat, peserta didik-peserta didik akan menghargai apabila pelajaran dapat berakhir tepat pada
- Meninggalkan kelas dengan
- Buat kesimpulan pada akhir pelajaran dan sebaiknya katakan sesuatu yang menandakan pelajaran telah
2. Proses Belajar Mengajar
Komunikatif
Pembelajaran komunikatif adalah sistem pembelajaran yang menekankan pada aspek komunikasi, interaksi, dan mengembangkan kompetensi kebahasaan, serta keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, menulis, berbicara) sebagai tujuan pembelajaran bahasa dan mengakui bahwa ada kaitannya dengan kegiatan komunikasi dalam kehidupan sehari- hari. Ciri-ciri pembelajaran komunikatif, yaitu:
(1) mengutamakan makna sebenarnya, (2) ada interaksi,(3) orientasi kompotensi,(4) menemukan kaidah berbahasa/berkomunikasi, dan (5) materi ajar bermakna. Pembelajaran dilakukan dengan mengutamakan makna sebenarnya daripada tata gramatikalnya.
Kecakapan dalam penyajian materi termasuk pemakaian media dan alat bantu atau teknik lain untuk menarik perhatian peserta didik, merupakan salah satu karakteristik pembelajaran yang baik. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran mencakup penyajian yang jelas. Kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh, kemampuan bicara yang baik (nada, intonasi, ekspresi) dan kemampuan untuk mendengar.
3. Respon Peserta didik
Upayakan, selaku pengajar dapat menciptakan kesan yang menarik untuk sebagian besar peserta didik, sehingga dapat memberikan respon yang positif. sikap positif terhadap peserta didik dapat dicerminkan dalam beberapa cara, antara lain: (1) Guru memberi bantuan, jika peserta didiknya mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diberikan; (2) Guru mendorong para peserta didiknya untuk mengajukan pertanyaan atau memberi pendapat; (3) Guru dapat dihubungi oleh peserta didiknya di luar jam pelajaran; dan (4) Guru menyadari dan peduli dengan apa yang dipelajari peserta didiknya.
Ada dua aspek respon peserta didik dalam pembelajaran yakni aspek tanggapan dan aspek reaksi. Aspek tanggapan meliputi antusias, rasa, dan perhatian. Sedangkan aspek reaksi meliputi kepuasan, keingintahuan, dan senang.
4. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar yang dimaksudkan disini adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pengajar dan peserta didik. Diantara kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar sebagai berikut.
- Kegiatan mental yaitu berpikir dengan cara merenung, mengingat-ngingat, dan membuat
- Kegiatan mendengarkan yaitu menyimak audio/radio, mendengar penjelasan dan mendengar
- Kegiatan visual yaitu melihat gambar, membaca, dan mengamati objek,
- Kegiatan menulis yaitu mencatat, mengetik, merangkum, menyalin, mengerjakan tes, dan memproses dengan
- Kegiatan lisan yaitu mengemukakan ide, memberikan saran, wawancara, diskusi, bertanya, menjelaskan, dan
- Kegiatan menggambar yaitu membuat visual (grafik, diagram, bagan, peta, skema, bangun datar, kurva dan pola), dan melukis.
- Kegiatan motorik yaitu latihan fisik, peragaan, eksperimen menggunakan alat, bermain disertai gerakan, dan menari.
- Kegiatan emosional yaitu merasa bosan, tenang, gugup, kesal, antusias, berani, dan takut.
Dengan adanya pembagian jenis aktivitas di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah maupun di kelas cukup kompleks dan bervariasi.
5. Hasil Belajar
Dalam tulisan ini yang dimaksud hasil belajar peserta didik adalah kemampuan (kognitif, afektif dan psikomotor) yang dimiliki peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran dari pengajar. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yakni peserta didik itu sendiri. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik secara dominan dipengaruhi oleh peserta didik sendiri, seperti bakat, intelektual dan kesiapan. Faktor ekstern yaitu faktor di luar peserta didik, seperti pengajar, lingkungan, fasilitas, materi ajar dan pengkondisian pembelajaran. Pengajar dalam hal ini memiliki kontribusi terhadap hasil belajar peserta didik karena pengajar dapat menjadi motor/penggerak maupun fasilitator dalam pembelajaran.
Proses belajar mengajar dikatakan tuntas untuk satu kelas bila paling sedikit 85% dari jumlah siswa di kelas tersebut memiliki hasil belajar mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Kesimpulan
Memperhatikan pada bagian pembahasan, maka disimpulkan bahwa ada lima indikator pembelajaran efektif, yaitu: (1) pengelolaan pelaksanaan pembelajaran, (2) proses komunikatif; (3) respon peserta didik; (4) aktifitas belajar, (5) hasil belajar. Untuk kelima indikator pembelajaran efektif saling terkait dan saling mendukung. Pembelajaran dikata-kan efektif bila semua indikator dimaksud mencapai kategori minimal baik.
Darajat. (1988) Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Karya.
Dede Rosyada. (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. & Zain Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Lee Joseph Cronbach. (1963). Educational Psychology. New York: Harcourt, Brace & World.
Bergabunglah bersama dengan menjadi member e-Guru.id untuk meningkatkan skill dan pengetahuan Anda agar menjadi pendidik yang hebat dan dapatkan berbagai macam pelatihan gratis dan bonus lainnya. Daftarkan diri Anda sekarang juga!
Penulis : WDS