Apakah Anda sudah mampu untuk mengajukan pertanyaan yang berbobot sebagai kepala sekolah ketika melakukan coaching atau bimbingan kepada rekan pendidik? Jika masih bingung, silakan simak artikel ini hingga selesai.
Dalam proses coaching, seorang coach perlu mendengar aktif terlebih dahulu lalu menangkap kata kunci. Kata kunci ini digunakan untuk mengajukan pertanyaan berbobot yang akan membuat coachee berpikir, merenung, dan menggali situasinya.
Pentingnya Pertanyaan Berbobot dalam Coaching
Mengajukan pertanyaan berbobot dapat membuat rekan pendidik merasa nyaman untuk berbicara secara terbuka dan percaya kepada kepala satuan pendidikan sebagai pemimpinnya. Pertanyaan berbobot juga membantu coachee menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.
Kiat-kiat Mengajukan Pertanyaan Berbobot
- Mengajukan Pertanyaan Terbuka
- Gunakan kata tanya seperti “apa”, “bagaimana”, dan “seberapa”.
- Hindari Kata Tanya “Mengapa” atau “Kenapa”
- Pertanyaan ini bisa membuat coachee merasa dihakimi.
- Hindari Pertanyaan Tertutup
- Pertanyaan yang bisa dijawab dengan “ya” atau “tidak” tidak akan menggali informasi lebih dalam.
Contoh Kasus: Mengajukan Pertanyaan Tidak Berbobot
Coach: “Kenapa Ibu ingin mengembangkan diri dalam pengajaran literasi? Seharusnya sebagai seorang guru senior kan Ibu sudah menguasai kemampuan tersebut.”
Coachee: “Terkadang saya merasa masih ada kekurangan Bu saat mengajarkan literasi kepada murid.”
Coach: “Mengapa Ibu masih merasa ada kekurangan dalam pengajaran literasi kepada murid?”
Coachee: “Kadang-kadang saya masih suka bingung untuk memilih kata-kata, Bu.”
Contoh Kasus: Mengajukan Pertanyaan Berbobot
Coach: “Saya menangkap ada rasa khawatir dari Ibu karena merasa masih ada kekurangan dalam pengajaran literasi. Betul seperti itu ya, Bu?”
Coachee: “Betul, Bu.”
Coach: “Apa yang sudah Ibu lakukan agar dapat mengatasi kekurangan tersebut sehingga dapat mengembangkan diri dalam pengajaran literasi?”
Coachee: “Saya sudah mencoba belajar dari sumber daya yang saya miliki dan yang tersedia di sekolah.”
Coach: “Bagaimana cara Ibu untuk mengatasi kekurangan tersebut sehingga lebih dapat mengembangkan diri dalam pengajaran literasi?”
Coachee: “Saya sudah mencoba belajar dari buku yang ada di perpustakaan sekolah dan menonton beberapa video pengajaran literasi dari guru lain untuk menambah wawasan saya dalam mengajar literasi.”
Coach: “Seberapa jauh Ibu ingin mengembangkan diri dalam pengajaran literasi?”
Coachee: “Saya ingin sampai ke tahap mahir, Bu, sehingga nanti saya akan lebih percaya diri dan dapat menjawab berbagai pertanyaan dari peserta didik dengan baik dan lengkap.”
Latihan Mengajukan Pertanyaan Berbobot
Sekarang mari kita berlatih menggunakan pertanyaan berbobot. Misalnya, ada seorang kepala satuan pendidikan yang sedang melakukan percakapan coaching dengan seorang rekan pendidik. Rekan pendidik tersebut menceritakan keinginannya untuk bisa membuat peserta didiknya tertarik mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di kelas.
Sekarang, coba tuliskan contoh beberapa pertanyaan berbobot yang dapat digunakan oleh kepala satuan pendidikan kepada rekan pendidik di atas.
Berikut ini adalah contoh tanya jawab yang mengandung pertanyaan berbobot antara kepala sekolah dengan guru bahasa Indonesia:
Coach: “Saya menangkap adanya semangat dari Ibu untuk membuat peserta didik tertarik mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di kelas. Apa yang sudah Ibu lakukan agar dapat membuat peserta didik tertarik mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di kelas?”
Coachee: “Saya sudah mencoba menggunakan berbagai media untuk membuat peserta didik lebih tertarik mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di kelas.”
Coach: “Bagaimana cara Ibu membuat peserta didik lebih tertarik mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di kelas?”
Coachee: “Saya sudah mencoba menggunakan buku, audio, dan video sehingga peserta didik lebih tertarik mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di kelas.”
Coach: “Seberapa jauh Ibu ingin membuat peserta didik tertarik mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di kelas?”
Coachee: “Saya ingin agar peserta didik tidak hanya mendengarkan saya saja saat mengajar di kelas, tetapi juga mau terlibat secara aktif saat pelajaran bahasa Indonesia sehingga kelas menjadi hidup.”
Kemampuan untuk mengajukan pertanyaan berbobot akan membuat semua pihak merasa nyaman dan terbuka dalam percakapan coaching. Dan penjelasan di atas adalah cara mengajukan pertanyaan berbobot.