Model Pembelajaran Inkuiri – Berpikir kritis merupakan suatu cara berpikir tentang gagasan atau ide untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi. Untuk membuat peserta didik agar mampu berpikir kritis, guru dapat melakukan berbagai cara salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk berpikir kritis adalah model inkuiri.
Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Menurut Priansa & Donni (2017: 258), mengungkapkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan menarik simpulan dari prinsip-prinsip umum berdasarkan pengalaman dan kegiatan yang telah dilakukan.
Sedangkan menurut Gulo (dalam Al-Tabani, 2014: 78), menyatakan bahwa inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang secara maksimal melibatkan kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan-penemuannya dengan penuh percaya diri.
Menurut Komalasari (2014), inkuiri merupakan model pembelajaran yang menanamkan dasar berpikir ilmiah pada diri peserta didik, sehingga dalam proses pembelajarannya peserta didik mampu belajar mandiri dengan memahami konsep dan memecahkan masalah serta mampu mengembangkan kreativitas.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan pencarian atau penyelidikan, eksperimen atau penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan serta untuk mengembangkan kreativitas.
Ciri-ciri Model Pembelajaran Inkuiri
Menurut Sanjaya 2007 (dalam Warmi 2016: 73), ada beberapa hal yang menjadi ciri-ciri utama model pembelajaran inkuiri, yaitu sebagai berikut.
- Model inkuiri menekankan pelaksanaan aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dalam hal ini, model inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar dan peran guru adalah sebagai fasilitator dan motivator belajar bagi peserta didik.
- Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang dipertanyakan, sehingga hal ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri pada diri peserta didik.
- Tujuan dari pelaksanaan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses perkembangan mental. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga dituntut untuk mengembangkan pemahamannya terhadap materi pelajaran tertentu.
Jenis Model Pembelajaran Inkuiri
Perlu diketahui model pembelajaran inkuiri memiliki jenis atau turunan yang berbeda berdasarkan peran guru dalam kegiatan penyelidikannya. Menurut Kindsvatter (dalam Wisudawati 2017: 84-85), model pembelajaran inkuiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Guided Inquiry (Inkuiri terbimbing)
Pada jenis guided inquiry, peran guru saat proses pembelajaran, terutama pada proses penyelidikan amatlah besar. Guru beperan untuk menentukan topik penelitian yang akan dilakukan peserta didik, guru mengembangkan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan topik yang akan diselidiki, guru menentukan prosedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik, serta guru harus membimbing peserta didik dalam menganalisis data, menyediakan worksheet yang telah berbentuk kolom-kolom sehingga setelah melakukan penyelidikan peserta didik cukup melengkapi dan membantu membuat kesimpulan.
- Open Inquiry (Inkuiri terbuka)
Pada open inquiry, guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, sejauh yang diminta oleh peserta didik. Kemudian, peserta didik diberikan kebebasan dan inisiatif dalam memikirkan bagaimana cara untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri
Langkah-langkah model inkuiri menurut Kurniasih dan Sani (2015), yaitu sebagai berikut:
- Melakukan orientasi
Pertama yaitu dengan melakukan pemahaman terkait topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dan dapat dicapai oleh peserta didik. Yang kedua yaitu memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pokok-pokok kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.Merumuskan masalah
Pada langkah ini, peserta didik dihadapkan pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki dan peserta didik dituntut untuk berpikir cara untuk memecahkan teka-teki tersebut.
2. Merumuskan hipotesis
Dalam hal ini, peserta didik dimintai pendapat terkait persoalan yang diberikan sehingga mereka menemukan kesimpulan yang seharusnya.
3. Mengumpulkan data
Untuk menyelesaikan permasalahan, peserta didik harus menggunakan data-data yang akurat. Data-data yang telah ditemukan, nantinya akan diolah dan didiskusikan dengan teman atau diselesaikan secara individu.
4. Menguji hipotesis
Jawaban yang telah didapatkan bukanlah sekedar pendapat pribadi, tetapi harus didukung oleh data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Merumuskan kesimpulan
Dalam merumuskan kesimpulan, dapat dilakukan dengan melihat hipotesis yang telah dibuat.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri
Keunggulan dari model pembelajaran inkuiri menurut Roestiyah (2012: 76), yaitu sebagai berikut.
- Dapat membentuk dan mengembangkan (self-concept) pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide pokok dengan lebih baik.
- Mendorong peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, mampu berpikir objektif, jujur, dan terbuka.
- Membantu dalam menggunakan ingatan pada situasi proses belajar yang baru.
- Mendorong peserta didik untuk mampu merumuskan hipotesisnya sendiri.
- Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
- Mampu merangsang peserta didik untuk terus belajar.
- Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
- Memberi kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri. ‘
- Menghindarkan peserta didik dari cara-cara belajar yang bersifat tradisional.
- Dapat memberikan waktu secukupnya pada peserta didik sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Menurut Suherti dan Rohimah (2016: 53), kelemahan dari model inkuiri adalah sebagai berikut.
- Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik;
- Model pembelajaran inkuiri sulit dilaksanakan karena terbentur dengan kebiasaan belajar peserta didik;
- Terkadang dalam mengimplementasikan model pembelajaran ini memerlukan waktu yang cukup lama sehingga guru sulit untuk menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan;
- Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan.
Menurut Diptoadi (Dalam Wena 2014), agar model pembelajaran inkuiri dapat berjalan dengan lancar dan memberikan hasil yang optimal, maka perlu untuk memperhatikan hal-hal berikut:
a) Interaksi guru dan peserta didik
Model ini bisa sangat terstruktur, dalam arti guru dapat mengontrol interaksi yang terjadi dalam kelas serta mengarahkan penerapan model Inkuiri. Namun, proses Inkuiri harus ditandai dengan kerja sama yang baik antara pengajar-siswa, kebebasan siswa untuk menyatakan pendapat atau mengajukan pertanyaan serta persamaan hak antara pengajar dan peserta didik dalam mengemukakan pendapat. Secara bertahap pengajar dapat memberikan kewenangan yang lebih banyak daripada peserta didik dalam melaksanakan proses Inkuiri.
b) Peran pengajar, dalam model ini pengajar mempunyai beberapa tugas yang penting yaitu:
- Mengarahkan pertanyaan peserta didik;
- Menciptakan suasana kebebasan ilmiah dimana peserta didik tidak merasa dinilai pada waktu mengemukakan pendapatnya,
- Mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan teoritis yang lebih jelas dengan disertai bukti-bukti yang menunjang.
[Silahkan dibagikan kepada guru-guru di seluruh Indonesia]
Dapatkan informasi guru terupdate dengan join channel telegram: https://t.me/wartagurudotid
Penulis : SM