Fast Track Perguruan Tinggi – Saat menempuh pendidikan dijenjang perguruan tinggi, sebagian besar mahasiswa akan memilih untuk langsung bekerja setelah menyelesaikan kuliahnya.
Namun tak dapat dipungkiri, banyak juga mahasiswa yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebuh tinggi.
Baik itu karena tuntutan sistem ataupun keperluan untuk nantinya sebagai persaingan di dunia kerja.
Saat ini sejumlah perguruan tinggi di Indonesia juga memiliki program khusus bagi mahasiswa yang tertarik untuk merampungkan pendidikan S1 dan S2 sekaligus, atau yang sedang hangat sekarang ini yakni prihal S1 dan PPG sekaligus untuk kuliah jurusan kependidikan.
Yang dimana kita ketahui sertifikat mengajar tak lagi didapat setelah lulus S1, para mahasiswa lulusan ilmu kependidikan dituntut untuk melanjutkan kembali pendidikannya pada PPG atau Pendidikan Profesi Guru. Agar mendapatkan Sertifikar mengajar.
Program fast track ini menyebabkan masa kuliah atau pendidikan yang sebelumnya panjang dan lama, menjadi singkat dan diperpadat. Dengan kompetensi dan mutu yang sama.
Menarik untuk dibahas, yakni apa saja keuntungan dan kekurangan program fast track ini. Lalu apa bedanya dengan program regular perkuliahan seperti biasanya.
Pengertian Program Fast Track
Semacam program akselerasi ditingkat perguruan tinggi – Bila kamu pernah mengetahui tentang program akselerasi di sekolah, maka program fast track ini punya kemiripan.
Bedanya, fast track ditawarkan ditingkat perguruan tinggi pada jenjang Strata 1. Pada dasarnya, program ini mengintegrasikan studi S1 dan S2.
Persiapan Pemilihan Program Fast Track
Diperlukan perencanaan sedini mungkin – Fast track adalah program yang dirancang untuk memungkinkan mahasiswa menyelesaikan studi S1 dan S2 sekaligus dalam waktu 5 tahun.
Bila kamu ingin mengikuti program fast track, selesaikan sebanyak mungkin SKS dalam semester 1 sampai 6.
Selain menyelesaikan semua matakuliah wajib, memilih matakuliah pilihan yang menarik akan membantumu menyelesaikan perkuliahan tanpa merasa terlalu terbebani.
Kemudian, jaga nilai IPK-mu agar minimal berada dikisaran 3.00 dan 3.25 – tergantung pada persyaratan yang ditetapkan oleh kampus yang bersangkutan.
Kampus juga mengatur pada semester berapa pendaftaran program ini juga diberikan – biasanya pada semester 5 atau 6.
Nah, bila pada semester sebelum-sebelumnya kamu masih bisa maju mundur ikut program ini, tak ada langkah surut lagi setelah formulir pendaftaran kamu serahkan. Sejak saat inilah komitmenmu yang sesungguhnya diuji.
Kerja keras sejak masa peralihan – Tanpa mengikuti program fast track, kamu akan dihadapkan pada skripsi saja diakhir perkuliahan.
Akan tetapi, bila mengikuti program fast track, kamu juga sudah mulai mengambil matakuliah S2 pada tahun terakhir S1 – iya, sembari mengerjakan skripsimu.
Masa peralihan saat menyelesaikan S1 dan memulai S2 memang tak mudah, tapi ini hanya permulaan. Pada tahun terakhir program fast track, kamu harus menuntaskan seluruh sisa SKS dan menyelesaikan tesismu.
Bagaimana supaya tesismu bisa selesai dalam 1 tahun? Usahakan tesismu masih satu topik dengan skripsimu, jadi kamu tak harus memulai penelitian dari nol.
Diwacanakan untuk diterapkan pada semua kampus – Pemampatan perkuliahan memang terdengar menjanjikan. Bayangkan saja, kamu bisa menyelesaikan S1 dan S2 hanya dalam waktu 5 tahun,
saat teman-temanmu yang lain mungkin belum seluruhnya menyelesaikan S1 mereka. Bahkan, ITS mengintegrasikan S3 pada program fast track yang ditawarkannya – kamu bisa jadi seorang doktor sebelum usiamu genap 30 tahun!
Selain ITS, fast track telah dijalankan di ITB, UI, dan UGM. Sejak tahun 2017, Kemenristekdikti berencana menawarkan program ini pada semua kampus.
Hanya saja, perlu diingat bahwa fast track tidak untuk semua orang. Dari sedikit poin-poin di atas, tentu kamu bisa memperkirakan sendiri betapa sunyinya langkahmu nanti.
Saat teman-temanmu punya waktu luang begitu banyak, kamu harus banting tulang menyelesaikan tumpukan tugas dan belajar. Saat teman-temanmu merayakan wisuda, benakmu akan dipenuhi dengan penelitian – skripsi dan tesis.
Kelebihan Program Fast Track
Lulus dengan 2 keuntungan sekaligus – Normalnya sebuah perkuliahan regular dengan waktu tempuh masa perkuliahan mahasiswa yakni sekitar 4-5 tahun hanya mendapat satu keuntungan yakni gelar sarjana yang diperjuangkan.
Sedangkan untuk program fast track tersebut lebih singkat dan diperpadat, dengan waktu tempuh yang relative cepat 2 keuntungan bisa di peroleh diakhir masa studi.
Mempersingkat Waktu Pendidikan – waktu regular biasa yang di tempuh untuk pendidikan S1 yakni 4 tahun perkulihan dan untuk S2 yakni 3 tahun.
Normalnya masa kuliah S1 dan S2 jika ditempuh totalnya adalah 7 tahun masa pendidikan, akan tetapi hal tersebut beda adanya.
Dimana program fast track mempersingkat waktu perkuliahan dan memperpadatnya, yang hanya di tempuh sekitar 4-5 tahun saja. Untuk sekali program fast track S1 dan S2.
Ada juga kali ini program tersebut diperuntukan untuk jurusan kependidikan yakni untuk lulusan kependidikan bisa merangkap sekaligus dengan Pendidikan Profesi Guru.
Dimana kita ketahui sendiri melalui Pendidikan Profesi Guru tersebutlah lulusan S1 dapat memperoleh sertifikat mengajar yang begitu diperlukan untuk kelengkapan administrasi di dunia pekerjaan nantinya.
Biaya Lebih Murah – Biaya perkuliahan yang cenderung mahal dimana biaya kuliah S1 rata-rata untuk golongan regular menengah, biaya kuliahnya kurang lebih 30 Juta.
Untuk S2 kurang lebih 50 Juta, jika S1 dan S2 ditepuh masing-masing bisa diperkirakan berapa biaya perkuliahannya.
Berbeda jika kita mengambil program fast track 2 jenjang perkuliahan dijadikan satu dengan waktu yang lebih singkat. Otomatis biaya perkuliahan akan lebih murah atau sedikit.
S1 dan S2 selesai dalam waktu 5 tahun – Melalui program percepatan seperti ini memungkinkan seorang mahasiswa menyelesaikan jenjang Sarjana dan jenjang Magister hanya dalam waktu lima tahun.
Pengintegrasian program sarjana dan magister dilakukan dengan mengizinkan mahasiswa Sarjana, yang memenuhi kualifikasi program Fast Track mengambil mata kuliah magister tahun pertama sebagai Mata Kuliah Pilihan.
Sehingga saat duduk sebagai mahasiswa program magister, mahasiwa yang bersangkutan cukup menyelesaikan sisa mata kuliah di program magister dalam waktu 1 tahun saja.
Kekurangan Program Fast Track
Tenaga dan Pikiran lebih Terforsisr – tidak bisa dipungkiri bahwasannya program tersebut yakni lebih menyita tenaga dan pikiran teman-teman semua.
Dalam satu waktu menyelesaikan 2 studi, pada saat menyelesaikan tugas akhir S1 kita dituntut untuk menyicil tugas-tugas perkuliahan di S2.
Dari hal tersebutlah tenaga dan pikiran lebih terforsir, lembur tugas deadline tugas dan juga dituntut untuk sesegera mungkin menyelesaikan jenjang pendidikan awalnya.
Beda dari yang Lain – berbeda dengan teman kita yang mengambil program regular, kemungkinan waktu luangnya lebih banyak.
Apalagi ketika sedang menyelesaikan tugas akhir, kesibukannya hanya satu yakni menyicil dan terus berusaha menyelesaikan tugas akhir tersebut.
Berbeda dengan yang mengambil program ini yakni, dimana teman-teman harus rela tersita waktu dan tenaganya untuk menyelesaikan tugas akhir serta dibarengi dengan penyelesaian tugas-tugas awal di jenjang pendidikan yang selanjutnya.
Dengan kata lain pemkiran kita harus sudah terbiasa bercabang memikirkan urusan dan kepentingan yang lain secara bersamaan.
Sekian dari penulis, besar harapannya atas apa yang sudah ditulis bermanfaat untuk semua pihak.
Terima kasih.
Dapatkan Informasi Guru Terupdate dengan bergabung di Channel Telegram : https://t.me/wartagurudotid
Penulis: Galih Pambudi