Pendidikan sekolah inklusif adalah sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang berkelainan, berintelektual, dan berpotensi untuk mengikuti pendidikan dan belajar bersama peserta didik dalam suatu lingkungan pendidikan.
Pendidikan sekolah inklusif bukan hanya tentang menempatkan siswa penyandang disabilitas di kelas dan sekolah umum, tetapi juga tentang memasukkan sebanyak mungkin anak berkebutuhan khusus ke dalam lingkungan belajar siswa reguler. Inklusi juga mencakup bagaimana orang dewasa dan teman sekelas reguler menyambut semua siswa ke kelas dan mengakui bahwa keragaman siswa tidak harus menggunakan pendekatan tunggal untuk semua siswa. Inklusi juga mencakup pelajar berbakat, terpinggirkan, cacat, dan subkelompok.
Pendidikan sekolah inklusif pada umumnya merupakan pendekatan terpadu terhadap pendidikan bagi semua anak, terutama anak berkebutuhan khusus, untuk mendapatkan pendidikan yang layak di sekolah formal.
Manfaat Pendidikan Inklusi
Pendidikan sekolah inklusif membantu anak-anak dengan dan tanpa hambatan tumbuh dan hidup bersama. Menurut Garinda (2015), beberapa manfaat pendidikan inklusif adalah:
Manfaat Bagi Siswa
- Anak-anak mengembangkan persahabatan, persaudaraan, dan belajar bagaimana bermain dan berinteraksi satu sama lain.
- Anak-anak mempelajari bagaimana harus bersikap toleran terhadap orang lain.
- Anak-mengembangkan citra yang lebih positif dari diri mereka sendiri dan mempunyai sikap yang sehat tentang keunikan yang ada pada orang lain.
- Melatih dan membiasakan untuk menghargai dan merangkul perbedaan dengan menghilangkan budaya labeling atau memberi cap negatif pada orang lain.
- Anak-anak mempelajari model dari orang-orang yang berhasil, meskipun mereka memiliki tantangan dan hambatan.
- Memunculkan rasa percaya diri melalui sikap penerimaan dan pelibatan di dalam kelas.
- Anak-anak dengan kebutuhan khusus memiliki kesempatan untuk belajar keterampilan baru dengan mengamati dan meniru anak-anak lain.
- Anak-anak didorong untuk menjadi lebih berakal, kreatif dan kooperatif.
Manfaat Bagi Guru
- Guru berkembang secara profesional dengan mengembangkan keterampilan baru dan memperluas perspektif mereka tentang perkembangan anak.
- Guru memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mengembangkan kemitraan dengan masyarakat lain.
- Guru belajar untuk berkomunikasi dengan lebih efektif dengan bekerja sebagai tim.
- Guru membangun hubungan yang kuat dengan orang tua.
- Guru berusaha meningkatkan kredibilitas mereka sebagai seorang profesional yang berkualitas.
- Guru senantiasa mengembangkan kreativitas dalam mengelola pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
- Guru tertantang untuk terus menerus belajar melalui perbedaan yang dihadapi di kelas.
- Guru terlatih dan terbiasa untuk memiliki budaya kerja yang positif, kreatif, inovatif, fleksibel, dan akomodatif terhadap semua anak didiknya dengan segala perbedaan.
Manfaat Bagi Orang Tua dan Keluarga
- Menjadi lebih mengetahui sistem belajar di sekolah.
- Meningkatkan kepercayaan terhadap guru dan sekolah.
- Memperkuat tanggung jawab pendidikan anak di sekolah dan di rumah.
- Mengetahui dan mengikuti perkembangan belajar anak.
- Semakin terbuka dan ramah bekerja sama dengan guru.
- Mempermudah mengajak anak belajar di sekolah.
- Semua keluarga harus belajar untuk mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan anak.
- Semua keluarga senang melihat anak-anak mereka berteman dengan kelompok yang beragam anak-anak.
- Semua keluarga memiliki kesempatan untuk mengajar anak-anak mereka tentang perbedaan-perbedaan individual dan keberagaman.
Model-Model Pembelajaran Sekolah Inklusi
Terdapat beberapa model-model pembelajaran sekolah inklusif, yaitu sebagai berikut:
- Kelas reguler (inklusi penuh). Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama.
- Kelas reguler dengan kluster. Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal di kelas reguler dalam kelompok khusus.
- Kelas reguler dengan kluster dan pull out. Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal di kelas reguler dalam kelompok khusus , dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke kelas lain untuk belajar dengan guru pembimbing khusus.
- Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian. Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler, namun dalam bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama anak normal di kelas reguler.
- Kelas khusus penuh. Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler.
Tujuan Pendidikan Inklusi
- Memastikan bahwa semua anak memiliki akses terhadap pendidikan yang terjangkau, efektif, relevan dan tepat dalam wilayah tempat tinggalnya
- Memastikan semua pihak untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar seluruh terlibat dalam proses pembelajaran.
Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memerlukan perlakuan khusus karena adanya gangguan atau kelainan perkembangan yang dialaminya. Anak berkebutuhan khusus yang berkaitan dengan istilah disabilitas adalah anak dengan keterbatasan kemampuan fisik seperti gangguan penglihatan dan pendengaran serta kemampuan psikologis seperti autism dan ADHD.
Pengertian lainnya berkaitan dengan istilah tumbuh kembang normal dan abnormal. Pada anak berkebutuhan khusus, hal itu tidak biasa. Artinya, keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan yang biasanya muncul pada masa bayi seolah-olah Anda tidak bisa berjalan sampai Anda berusia tiga tahun. Alasan lain anak tergolong cacat adalah karena karakteristik tumbuh kembangnya tidak sesuai (tidak ada) usia perkembangannya, seperti tumbuh kembang anak autis dan kelainan perkembangan seperti perilaku echolalia atau membeo pada anak autis.
Pola interaksi sosial yang harmonis terkait dengan pola lingkaran muncul antara ABK dengan seluruh pendidik. Ini merupakan pola interaksi yang menunjukkan kebebasan setiap anggota yang terlibat dalam pihak manapun dalam kelompok. Secara demokratis, bersifat vertikal (ke atas rasio) antara siswa berkebutuhan khusus, guru dan kepala sekolah, dan horizontal (dengan orang lain), yaitu antara teman sebaya ABK dan ABK dengan siswa biasa. Ketiga teori sosial yang digunakan dalam penelitian ini bersifat multidimensi.
Sekolah inklusif menciptakan lingkungan sekolah yang sangat nyaman, memberikan komunikasi awal dengan orang tua dan memberikan kesempatan kepada orang tua untuk berpartisipasi dalam banyak kegiatan di sekolah, antara orang tua dan guru atau sekolah. Bentuk kerjasama antara guru/sekolah dengan orang tua siswa antara lain parenting, komunikasi, volunteering, dan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran anak di rumah.
Download e-Book Gratis dari Guru Juara silahkan akses link berikut : GuruJuara.com
Info Kegiatan Guru yang menunjang naik pangkat, silahkan bergabung di channel Telegram Guru Juara
Info Terupdate tentang pendidikan Indonesia, silahkan bergabung di channel Telegram Warta Guru
Penulis : Andika Putra