Kurikulum Prototipe – Tahun 2022 dunia pendidikan Indonesia kembali melakukan pembaharuan kurikulum yang disebut sebagai kurikulum prototipe. Memiliki nama “prototipe” karena memang sistem yang baru ini merupakan sebuah persiapan untuk pendidikan Indonesia di tahun 2024 nanti.
Dalam bahasa Indonesia sendiri bahwa prototipe ini artinya purwarupa atau bentuk awal. Jadi jika sesuatu yang merupakan bentuk awal dan belum mencapai bentuk akhir maka hal tersebut disebut prototipe. Jadi memang prototipe itu masih bentuk awal dan perlu adanya penyempurnaan lebih lanjut.
Kurikulum Prototipe ini dikeluarkan oleh Kemendikburistek demi memberikan solusi terhadap kondisi darurat yang selama ini terjadi di Indonesia. Semenjak pandemi dan sekolah melakukan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan menggunakan kurikulum darurat. Kurikulum darurat ini merupakan sebuah K13 yang di modifikasi demi bisa memenuhi pembelajaran peserta didik selama melakukan PJJ.
Kemendikbudristek mengeluarkan kurikulum prototipe ini sebagai upaya untuk mengatasi learning loss yang sudah terjadi cukup lama. Lalu, Program Sekolah Penggerak menjadi tempat pertama yang menjadi penerapannya. Menteri Nadiem melakukan ini karena menilai bahwa sekolah di Indonesia belum sepenuhnya siap untuk menerapkan kurikulum ini.
Jadi pada akhirnya ketika nanti selesai Program Sekolah Penggerak maka setiap sekolah bisa memilih untuk menggunakan kurikulumnya. Entah itu K13, kurikulum darurat, atau kurikulum prototipe. Tidak ada paksaan karena pada dasarnya sekolah harus bisa sejalan dengan kurikulum yang digunakan. Maka dari itu jika memang tidak sesuai dengan model prototipe ini maka sekolah bisa memilih K13 seperti dulu atau tetap bertahan dengan kurikulum darurat.
Sekolah harus sudah mengetahui apa kebutuhannya ketika menggunakan suatu aturan atau acuan. Jadi pada akhirnya sekolah akan lebih maksimal untuk bisa menggunakan sebuah kurikulum jika memang sejalan dengan visi misinya. Namun, jika tidak sesuai justru akan sebaliknya, kurikulum itu bisa menghambat atau menyebabkan kendala yang cukup serius.
Kurikulum Prototipe punya Banyak Perbedaan
Ada berbagai macam perbedaan yang dimiliki oleh kurikulum prototipe ini dibanding dengan yang sebelumnya. Jadi sudah pasti untuk sekolah yang nantinya akan menggunakan versi prototipe ini tentu saja harus mengetahui secara rinci terlebih dahulu. Hal ini juga menjadi alasan belum di terapkannya secara massal di seluruh sekolah.
Menteri Nadiem melihat bahwa tidak semuanya bisa menerapkannya dengan maksimal, maka dari itu tidak ada paksaan untuk menggunakan kurikulum ini. sekolah punya kebebasan ketika memilih sebuah kurikulum yang cocok. Meskipun pada 2024 nanti kemungkinan akan diterapkan secara massal, tetapi setidaknya setiap sekolah sudah mulai mempersiapkannya dari tahun 2022.
Baca Juga: Diklat Gratis bersertifikat 40JP : Fleksibilitas Kurikulum Baru, Daftar disini
Ada 9 hal yang baru dalam kurikulum prototipe ini, diantaranya adalah PPP (Profil Pelajar Pancasila), KI dan KD dihilangkan, perubahan jam pelajaran, pembelajaran berbasis proyek, asesmen kolaboratif, nama baru pelajaran TIK, mata pelajaran IPAS, penjurusan di SMA, dan persentase belajar di kejuruan.
PPP
PPP ini merupakan Profil Pelajar Pancasila. Jadi setiap aspek yang ada dalam kurikulum prototipe 2022 ini akan mengacu pada PPP. Salah satunya adalah dengan memadukan kegiatan intrakurikuler dan extrakurikuler. Maka dari itu peserta didik dan sekolah akan jauh lebih leluasa ketika ingin mengembangkan sebuah visi misi yang sudah dibentuk dari awal. Sekolah bisa mengembangkan sekolahnya, begitupun peserta didik yang bisa mengembangkan kompetensi dirinya sesuai bakat juga minatnya secara leluasa.
Dihilangkannya KI dan KD
Hilangnya istilah KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) bukan berarti sudah tidak ada lagi target. Namun KI dan KD ini dirubah bentuk menjadi satu istilah yaitu CP (Capaian Pembelajaran). Pada dasarnya peran CP ini sama dengan KI dan KD yang ada pada kurikulum sebelumnya. Maka dari itu aspek tujuan sebuah pembelajaran masih ada, hanya saja untuk bahasanya diubah menjadi lebih singkat dan satu istilah, yaitu CP.
Perubahan Jam Pelajaran
Perubahan jam pelajaran ini cukup jauh berbeda dengan kurikulum yang sebelumnya. Jika selama ini sekolah itu mengatur jam pelajaran setiap minggu, maka dalam kurikulum prototipe itu sekolah akan mengatur jam pelajaran setiap satu tahun sekali. Jadi sekolah akan memiliki banyak kesempatan untuk bisa mengembangkan setiap pelajaran yang ingin di fokuskan dahulu pada semester pertama atau kedua. Jadi bisa saja akan ada pelajaran yang di semester satu diajarkan, namun di semester dua tidak.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Semua jenjang pendidikan yang ada di Indonesia ketika menggunakan kurikulum prototipe akan lebih banyak menggunakan teknik mengajar dengan berbasis proyek. Artinya bahwa pelajaran yang sifatnya satu arah akan dikurangi dan peserta didik akan lebih banyak berperan nantinya ketika sebuah pembelajaran berlangsung.
Assessment Kolaboratif
Asesmen kolaboratif ini maksudnya adalah pembelajaran yang menggunakan metode sama, maka asesmennya bisa di gabungkan dalam satu kolom saja. Jadi guru bisa mengelempokkan pelajaran berdasarkan metodenya. Misalnya pembelajaran yang berbasis proyek. Guru bisa menggabungkan semua asesmen yang berbasis proyek ini ke dalam satu kolom.
Pelajaran Informatika
Pelajaran Informatika ini merupakan sebuah mata pelajaran baru yang sebenarnya pernah diajarkan sebelumnya dengan nama berbeda, yaitu TIK (Teknologi Informasi dan Komputer). Mata pelajaran ini diajarkan pada siswa SMP dengan tujuan untuk lebih siap nantinya ketika memulai pembelajaran di SMA atau SMK. Bahkan, Mendikburistek telah mempersiapkan buku acuannya untuk pelajaran Informatika ini agar peserta didik lebih terarah dalam memahami materi yang diberikan.
Baca Juga: Cek Informasi Sertifikat! Diklat 40JP Karya Ilmiah Naik Pangkat
Pelajaran IPAS
Pelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) ini sebenarnya sudah diajarkan sejak pada kurikulum sebelumnya. Namun untuk versi prototipe memang pembelajaran IPA dan IPS ini dagbung menjadi satu agar lebih padat dan tidak terkesan banyak pelajaran pada jenjang SD. Mengingat kedua pelajaran ini memang penting untuk peserta didik pada jenjang SMP maupun SMA.
Penjurusan di SMA
Rumor dihilangkan jurusan di SMA ini sebenarnya tidak benar-benar hilang. Jadi peserta didik pada kelas 11 akan memilih mata pelajaran pilihannya diantara jurusan yang ada di sekolah seperti IPA, IPS, atau Bahasa. Terkesan dihilangkan karena peserta didik kini bisa memilih sendiri apa yang menjadi minat bakatnya di sekolah. Tetapi proses untuk bisa memilih ini tidak bisa diputuskan oleh peserta didik seorang didik, tentunya ada bantuan dari wali kelas serta guru lainnya juga. Maka dari itu disini peserta didik bisa belajar dengan fleksibel dan tidak ada keharusan untuk menekuni satu jurusan saja.
Persentase Pembelajaran Kejuruan
Persentase pembelajaran kejuruan untuk kurikulum baru ini meningkat yang asalnya hanya 60% kini bobotnya menjadi 70%. Bobot ini diberikan jatah lebih untuk PKL yang mana dalam sekolah SMK program PKL itu menjadi sebuah keharusan dan program wajib untuk setiap jurusan yang peserta didik ambil. Jadi bobot PKL tersebut sekarang meningkat lebih banyak dibanding sebelumnya. Mengingat peserta didik SMK memang dicetak untuk lulusan yang siap bekerja langsung sesuai dengan jurusannya.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Penulis: Vikri Februansyah