Macam-Macam Model Pembelajaran Kurikulum 2013 – Model pembelajaran adalah suatu pendekatan untuk menyiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif, dan model pembelajaran berkaitan erat dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru yang sering dikenal dengan style of learning and teaching (solat).
Model pembelajaran bisa dilihat dari ciri-cirinya sebagai berikut, yaitu
- berdasar teori pendidikan dan teori belajar,
- mempuMnyai misi dan tujuan tertentu,
- sebagai pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar-mengajar di kelas,
- mempunyai bagian yang disebut (a) urutan langkah-langkah pembelajaran, (b) ada prinsip-prinsip reaksi, (c) sistem sosial, dan (d) sistem pendukung.
- memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran,
- membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilih.
Untuk macam-macam model pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:
- Model Pembelajaran Discovery/Inquiry
Model pembelajaran Discovery/Inquiry adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan tingkah laku.
Ada 3 macam model pembelajarannya, yaitu discovery/inquiry terpimpin, discovery/ inquiry bebas, dan discovery/inquiry yang dimodifikasi.
Berikut langkah-langkah pada model discovery/inquiry, yaitu:
- Mengidentifikasi kebutuhan siswa;
- Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari;
- Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari;
- Menentukan peran yang akan dilakukan setiap peserta didik;
- Mencek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan; 6. Mempersiapkan setting kelas;
- Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan;
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan penemuan;
- Menganalisis sendiri atas data penemuan;
- Merangsang terjadinya dialog interaktif antarpeserta didik;
- Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan penemuan;
- Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil temuannya.
Impak model discovery/inquiry, yaitu:
- Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif;
- Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikiran;
- Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi;
- Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing;
- Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.
- Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik, yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan nyata.
Berikut ciri-ciri model pembelajaran berbasis masalah, yaitu
(a) permasalahan merupakan langkah awal dalam belajar,
(b) permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang nyata yang membutuhkan perspektif ganda,
(c) permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki dan membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar baru,
(d) belajar pengarahan diri menjadi utama,
(e) pemanfaaatan sumber pengetahuan yang beragam,
(f) belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif,
(g) pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan,
(h) keterbukaan proses dalam Proses Belajar-Mengajar meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar, dan
(i) Proses Belajar-Mengajar melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.
- Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang dilakukan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan cara membuat karya atau proyek terkait dengan materi ajar dan kompetensi.
Model pembelajaran berbasis proyek ini mencakup kegiatan menyelesaikan masalah, pengambilan keputusan, investigasi, dan keterampilan membuat karya.
Peserta didik belajar berkelompok dan setiap kelompok bisa membuat proyek yang berlainan. Guru hanya sebagai fasilitator dalam 93 membantu merencanakan, menganalisis proyek, namun tidak sampai memberikan arahan dalam menyelesaikan proyek.
Sintaks dalam model pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut.
- Tahap pertama, guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan kompetensi yang akan dicapai.
- Tahap kedua, peserta didik mengidentifikasi permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji. Pertanyaan juga dapat diajukan oleh guru.
- Tahap ketiga, kelompok membuat rencana proyek terkait dengan penyelesaian permasalahan yang diidentifikasi.
- Tahap keempat, kelompok membuat proyek atau karya dengan memahami konsep atau prinsip yang terkait dengan materi pelajaran.
- Tahap kelima, guru atau sekolah memfasilitasi pameran atas pekerjaan/karya yang dihasilkan oleh peserta didik.
- Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dengan cara mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antarpengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat.
Model pembelajaran kontekstual merupakan proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna berkaitan dengan konteks kehidupan nyata, sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dari konteks permasalahan ke satu permasalahan lain.
Karakteristik model pembelajaran kontekstual adalah :
- Kerjasama antarpeserta didik dan guru (cooperative)
- Saling membantu antarpeserta didik dan guru (assist)
- Belajar bergairah (enjoyfull learning)
- Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual
- Menggunakan multimedia dan sumber belajar
- Cara belajar siswa aktif
- Sharing bersama teman
- Siswa kritis dan guru kreatif
- Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa
- Laporan siswa bukan hanya buku rapor, tetapi juga hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan sebagainya.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam model pembelajaran kontekstual, yaitu:
- Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental peserta didik.
- Membentuk kelompok belajar yang saling bergantung.
- Mempertimbangkan keberagaman peserta didik.
- Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri dengan tiga karakteristik umum: kesadaran berpikir, penggunaan strategi, dan motivasi berkelanjutan. 5. Memperhatikan multi-intelegensi.
- Menggunakan teknik bertanya dalam rangka meningkatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dan keterampilan baru.
- Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna jika diberi kesempatan untuk belajar menemukan, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru.
- Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) supaya peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuan sendiri.
- Mengembangkan rasa ingin tahu di kalangan peserta didik melalui pengajuan pertanyaan.
- Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerja sama di antara peserta didik.
- Memodelkan sesuatu agar peserta didik dapat beridentifikasi dan berimitasi dalam rangka memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
- Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari.
- Menerapkan penilaian autentik.
- Model Pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri atas empat sampai enam orang yang bersifat heterogen.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok untuk saling berinteraksi, sehingga dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif, yaitu
(1) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,
(2) menyajikan informasi,
(3) mengelompokkan siswa,
(4) membimbing kelompok bekerja dan belajar,
(5) evaluasi, dan
(6) memberikan penghargaan.
Terdapat beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif, seperti Student Teams Achievement Division (STAD), Jigsaw, Group Investigation, Make a Match, Teams Games Tournaments (TGT), Think Pair Share (TPS), dan lain-lain.
Jadi kurikulum 2013 merupakan tindakan strategis dalam menyikapi permasalahan pendidikan kita dewasa ini serta untuk mengantisipasi tantangan ke depan bangsa kita yang penuh dengan persaingan terbuka secara global. Kebijakan yang diambil ada yang terkait dengan mata pelajaran, tujuan pembelajaran, dan strategi pembelajaran, termasuk model pembelajaran.
Dapatkan informasi guru terupdate dengan Join channel telegram: https://t.me/wartagurudotid
Penulis : Wahyuni Debora Sianturi