Pendidikan idealnya tidak hanya mewujudkan aspek intelektualitas saja, namun juga aspek sosial yakni afektif serta yang berkaitan dengan aspek psikomotor. Oleh sebab itu, guru wajib paham terkait tahap perkembangan psikomotor siswa yang menjadi anak didiknya.
Aspek psikomotor sangatlah penting sebab juga berkaitan dalam mendukung kecerdasan siswa. Hanya saja, aspek ini kadang sering disepelekan sebab wujudnya tak terlihat.
Berbeda dengan aspek kognitif yang hasilnya berupa skor rendah atau tinggi. Pun juga aspek afektif yang berkaitan dengan jiwa sosial siswa.
Padahal tujuan ranah ini ditingkatkan yakni agar terjadi keseimbangan dalam diri siswa terutama saat beraktivitas normal. Lantas, bagaimana guru dapat melakukannya? Simak ulasan di bawah ini.
1. Tahapan Meniru (imitation)
Tahap perkembangan psikomotor siswa paling awal yang perlu dikenali yakni memberikan arahan pada siswa terkait gerakan yang harus ditiru. Misal, anda memberikan contoh posisi dari yang sederhana sampai kompleks agar siswa dapat mempelajarinya.
Guru tak bisa berekspektasi terlalu jauh sebab ada beberapa hal yang mungkin saja masih belum dimengerti oleh siswa.
Maka dari itu, alangkah baiknya bila beberapa contoh gerakan yang dapat ditiru siswa merupakan gerakan sederhana. Proses pembelajaran mereka akan lebih bermakna bila guru ikut memberikan motivasi dan menginspirasi siswa.
2. Tahapan Manipulasi
Tahap selanjutnya yakni melakukan penambahan alias manipulasi. Di tahap imitasi, gerakan yang dilakukan siswa tentu sama dengan gerakan yang dicontohkan.
Hanya saja, bila sudah memasuki tahap manipulasi, maka siswa sudah dapat mengkreasikan gerakan. Hal ini akan lebih mudah dicoba pada pembelajaran seni budaya misal yang membahas tentang tari kreasi.
Anda bisa memberikan kepada siswa tantangan untuk menambah gerakan agar siswa semakin dapat menyeimbangkan antara aspek psikomotor dan dua aspek lainnya.
3. Tahapan Presisi dan Artikulasi
Kemudian tahap selanjutnya yakni tahapan presisi dan artikulasi. Tahapan ini sebenarnya merupakan penyempurna dari kedua tahapan yang sudah dilakukan.
Hanya saja, siswa akan dilatih untuk lebih membenarkan gerakan tepat baik dengan diiringi musik maupun tanpa musik. Ketepatan juga dapat tercipta dari cara siswa bekerjasama dengan anggota grup saat membuat gerakan.
Halaman Selanjutnya