Home / Media Mengajar / News / Opini

Sabtu, 16 April 2022 - 20:14 WIB

Mengenal Learning Loss dan Cara Mengatasinya

Dibaca 894 kali

Learning LossKegiatan belajar mengajar selama pandemi Covid-19 memegang prinsip mengutamakan kesehatan dan keselamatan. Karena itu, pembelajaran dilakukan dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tapi, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) juga dapat berdampak negatif pada peserta didik, salah satunya dapat menyebabkan terjadinya learning loss karena peserta didik kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan secara langsung di sekolah.

Apa itu Learning Loss?

Learning loss adalah penurunan capaian belajar peserta didik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Selama pandemi Covid-19, pembelajaran dilakukan dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang mana kurang efektif karena terjadi tanpa persiapan yang matang dan serba dadakan sehingga mengakibatkan kesenjangan akses dan kualitas belajar.

Sebelum terjadi pandemi, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara tatap muka di ruang kelas dan kini terpaksa harus dilaksanakan dengan daring yang mana memiliki berbagai macam kendala.

Penyebab Terjadinya Learning Loss

Selama pandemi Covid-19 terjadi banyak perubahan termasuk di dunia pendidikan baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Proses pembelajaran yang berubah dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring dan memunculkan berbagai macam tantangan bagi peserta didik, guru, dan orang tua.

Seluruh elemen pendidikan diharuskan mampu beradaptasi dengan situasi yang baru, baik dari sistem pembelajaran, model dan metode pembelajaran, teknologi yang digunakan, dan lain-lain. Sayangnya, tidak semua sekolah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan pendidikan yang muncul serba dadakan dan instan sehingga hal ini menyebabkan berbagai macam masalah dalam pelaksanaan pembelajaran daring.

Berikut ini adalah penyebab terjadinya learning loss :

  • Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terkesan mendadak

Pelaksanaan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) seolah dipaksakan karena tidak semua sekolah siap untuk melaksanakannya. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan belajar secara jarak jauh membutuhkan banyak persiapan, seperti: modul, bahan ajar, handphone, laptop, jaringan internet, dan lain-lain.

  • Keterbatasan waktu dan tempat belajar

Keterbatasan waktu dan tempat juga menjadi faktor penyebab terjadinya learning loss karena jam belajar mengajar berkurang, sulitnya untuk melakukan praktikum secara langsung sekolah, serta sulitnya mengasah keterampilan atau bakat di sekolah menimbulkan rasa khawatir di kalangan institusi pendidikan.

  • Rendahnya pemahaman guru terhadap teknologi

Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mengharuskan setiap guru dan peserta didik paham akan teknologi. Namun, kenyataan di lapangan masih banyak guru yang kurang paham terhadap penggunaan teknologi.

Padahal, teknologi sangat berguna untuk memperlancar pelaksanaan pembelajaran secara virtual dan dengan memahami teknologi, guru dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan lewat pembuatan bahan ajar atau video pembelajaran yang menarik.

  • Belum meratanya akses jaringan internet

Belum meratanya akses jaringan internet di seluruh pelosok negeri juga menjadi salah satu kendala pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Jaringan yang kurang mendukung dapat berdampak pada terbatasnya penyampaian materi dari guru ke peserta didik sehingga peserta didik menjadi kurang paham terhadap materi yang disampaikan.

  • Tingkat kemiskinan

Tingkat kemiskinan di Indonesia juga sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar secara daring karena tidak semua peserta didik berasal dari keluarga mampu. Pembelajaran yang dilaksanakan melalui alat bantu laptop atau handphone dirasa menjadi kendala bagi orang tua peserta didik karena tidak semua peserta didik memiliki barang yang dianggap mewah tersebut dan tidak semua orang tua peserta didik mampu untuk membelikannya.

Selain itu, tingkat kemiskinan juga menyebabkan banyak peserta didik terpaksa untuk putus sekolah karena tekanan ekonomi yang semakin berat di masa pandemi Covid-19.

  • Rendahnya kesadaran orang tua untuk mendampingi belajar peserta didik

Ketika belajar di rumah, guru tidak dapat mendampingi dan mengawasi peserta didik secara langsung saat mereka belajar materi, mengerjakan tugas dan ulangan sehingga guru kehilangan kesempatan untuk melihat secara langsung proses perkembangan belajar tiap peserta didik.

Disini, peran orang tua sangat diperlukan sebagai pengganti keterbatasn guru dalam membimbing dan mengawasi proses belajar peserta didik. Sayangnya, yang terjadi adalah rendahnya peran orang tua peserta didik untuk mendampingi anaknya ketika belajar daring.

Padahal, peran orang tua sangat penting ketika guru tidak dapat menjalankan fungsinya untuk mengajar secara tatap muka di ruang kelas, terutama bagi peserta didik yang berada di tingkat TK dan SD. Justru yang terjadi adalah banyak orang tua peserta didik yang mengeluh ketika mereka harus berperan sebagai guru di rumah karena mereka memiliki banyak kesibukan serta banyak dari orang tua peserta didik yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

Begitu banyak masalah yang muncul dalam penerapan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menyebabkan terganggunya proses pendidikan sehingga dapat memunculkan terjadinya learning loss yangmana berakibat pada kemunduran kemampuan belajar peserta didik.

Cara Mengatasi Terjadinya Learning Loss
Bagi peserta didik, sekolah bukan sekedar tempat untuk menimba ilmu pengetahuan tetapi juga tempat yang dapat mendukung mereka untuk meningkatkan keterampilan, bersosialisasi, dan berkembang.
Menyelesaikan dan menghindari learning loss bukan perkara mudah tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Berikut ini adalah cara mengatasi terjadinya learning loss :

  • Memiliki pemikiran bertumbuh atau growth mindset

Seorang guru harus memiliki growth mindset yaitu pemikiran yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan keberlangsungan zaman. Dengan memiliki growth mindset, proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara daring justru dapat berdampak pada percepatan penguasaan teknologi di era digital yang perkembangannya semakin cepat di seluruh penjuru dunia.

  • Penataan ulang kurikulum sesuai dengan kondisi saat ini

Pembelajaran di era pandemi tidak hanya terfokus pada unsur teknologi yang digunakan untuk mengajar, tetapi juga membutuhkan penataan ulang kurikulum sesuai dengan kondisi saat ini.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerapkan kebijakan mulai tahun 2022 hingga 2024 terdapat tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan oleh satuan pendidikan, yaitu: kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe.

Kurikulum darurat merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun 2020 saat terjadinya pandemi Covid-19.

Sedangkan kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang bertujuan untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).

  • Fokus pada pengetahuan dan keterampilan peserta didik

Pembelajaran di era pandemi dapat difokuskan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan tingkat lanjut dan di dunia kerja.

  • Pelaksanaan pembelajaran Blanded Learning

Pembelajaran blanded learning yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan antara metode pembelajaran langsung dan mandiri/tidak langsung yang dapat dilakukan kapan saja.

Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring dan tatap muka maya melalui video conference sehingga guru dan peserta didik dapat melakukan pembelajaran dari jarak jauh dan mereka tetap bisa berinteraksi satu sama lain.

  • Pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka (PTM)

Diberlakukannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi salah satu langkah pemerintah Indonesia untuk mengatasi terjadinya learning loss pada diri peserta didik. Mengingat pandemi Covid-19 yang belum usai, pemerintah berusaha agar peserta didik tetap bisa bersekolah dengan kondisi yang aman dan nyaman dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

 

[Silahkan dibagikan kepada guru-guru di seluruh Indonesia]

Dapatkan informasi guru terupdate dengan join channel telegram: https://t.me/wartagurudotid

 

Penulis : SM

Share :

Baca Juga

News

Afirmasi PPPK 2023: Perbedaan Afirmasi PPPK Guru & Teknis, Afirmasi P1, P2, P3, (P4 Lulusan PPG)

News

Resmi! Kemdikbud Luncurkan Aplikasi Awan Penggerak, Ini Manfaatnya Untuk Guru

News

Hingga Kini Tunjangan Sertifikasi Triwulan 4 Belum Cair? Ada Kemungkinan Cairnya Tahun Depan!

News

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan, Hal Baru yang Wajib Guru Pahami

News

Berikut Pemda Yang Sudah Rilis Pengumuman Pasca Sanggah PPPK Guru 2022, Ada Daerahmu?

News

Mekanisme Gladi Bersih dan Jadwal ANBK SD/MI 2023
tunjangan profesi guru

News

Guru dan Kepala Sekolah Harus Tahu! Alokasi Anggaran Pendidikan Tahun 2024

Media Mengajar

Penerapan Game Based Learning, Jadikan Siswa Lebih Giat Belajar