Penerapan Kurikulum Merdeka – Salah satu hikmah penting di balik pandemi Covid-19 bagi dunia pendidikan yakni kehadiran penerapan Kurikulum Merdeka di sejumlah wilayah satuan pendidikan dan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta. Kurikulum Merdeka sejatinya bukan merupakan kurikulum yang terlalu baru.
Namun merupakan suatu modifikasi dari kurikulum sebelumnya dan mengkolaborasikan dengan kesepakatan dari banyak para pakar pendidikan. Maka terwujudlah Kurikulum Merdeka. Pada awalnya, kurikulum ini dikenal dengan Kurikulum Paradigma Baru.
Salah satu tujuan mulia pemerintah terutama Kemendikbud meresmikan penerapan Kurikulum Merdeka yakni untuk mencegah adanya fenomena learning loss yang berkepanjangan.
Melansir dari beberapa sumber, kurikulum tersebut menjadikan guru untuk dapat dengan mudah melakukan proses pemilihan dan penentuan format, esensial materi, cara maupun pengalaman yang akan diberikan pada peserta didik.
Seorang guru sangat diharapkan untuk bisa mampu menjadi seorang pendidik penggerak yang dapat melakukan proses penggalian dan optimalisasi potensi peserta didik. Sebab setiap peserta didik memiliki potensi dan bakat yang berbeda – beda.
Memaknai Merdeka Belajar
Makna dari Merdeka Belajar merupakan suatu konsep belajar di mana guru dan peserta didik dapat mempunyai celah kebebasan dalam mewujudkan inovasi dan suasana pembelajaran yang kreatif dan mandiri.
Proses KBM tentu akan berjalan lebih menyenangkan. Sehingga para guru diharapkan mampu untuk meningkatkan potensi dan bakat peserta didik semaksimal mungkin tanpa harus merasakan beban administrasi yang terlalu rumit.
Salah satu usaha guru dalam meningkatkan potensi dan bakat peserta didik yakni dengan senantiasa melakukan modifikasi maupun pengembangan secara interaktif, efektif, inovatif dan efektif. Sehingga nantinya peserta didik dapat lebih banyak mengembangkan aspek pengetahuan, bakat, minat serta keterampilan baik berdasar bahasan maupun di luar pembelajaran.
Model Pembelajaran apa yang Sesuai dengan Kurikulum Merdeka?
Sebenarnya, model pembelajaran jenisnya beragam. Hanya saja, terkadang setiap kurikulum memiliki model pembelajaran tertentu yang masuk dalam top prioritas. Salah satu model yang direkomendasikan dalam penerapan Kurikulum Merdeka yakni model pembelajaran Project-Based Learning.
Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang menghasilkan projek pada akhir pembelajaran. Model ini digadang – gadang dapat memberikan dukungan pada proses pengembangan karakter berdasar program profil pelajar Pancasila.
Baiknya, pada penerapan kurikulum Merdeka, satuan pendidikan akan diberi dua aspek yang sebelumnya tidak didapatkan pada kurikulum 2013. Kedua aspek tersebut yakni kebebasan dan kemerdekaan dalam pemberian proyek belajar yang berkaitan dengan lingkungan satuan pendidikan.
Pembelajaran projek tersebut sangatlah penting agar peserta didik mendapat kesempatan yang sama untuk bisa belajar melalui pengalaman pembuatan projek mereka. Pembelajaran ini nantinya dapat dimaknai sebagai model yang memusatkan diri pada peserta didik serta diterapkan berdasar latar belakang dari suatu masalah.
Nah, demikian ulasan mengenai penerapan Kurikulum Merdeka dan model pembelajaran yang dapat digunakan.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(rhm/shd)
