Home / Media Mengajar / News

Minggu, 20 Februari 2022 - 23:39 WIB

Problem Based Learning, Model Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

Dibaca 1,920 kali

Problem Based Learning – Saat ini, sedang terjadi pandemi Covid-19 yang menyebar dengan cepat di seluruh penjuru dunia dan mengakibatkan terjadinya banyak perubahan besar untuk menangani pandemi ini. Pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak kebijakan baru yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk menekan dan menangani pandemi Covid-19. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah ialah di sektor yang mewajibkan untuk atau .

Selama ini, kegiatan mengajar dilakukan secara langsung di melalui interaksi tatap muka antara guru dengan peserta didik. Sedangkan di Covid-19, belajar mengajar harus dilaksanakan secara terpisah.

Pembelajaran daring merupakan proses belajar jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi, salah satunya dengan menggunakan internet. Pembelajaran daring dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara, seperti melalui zoom, google meet, dan masih banyak lagi.

Namun, salah satu masalah utama pendidikan saat ini ialah rendahnya daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Apalagi di masa pembelajaran daring, guru dan peserta didik tidak bertatap muka secara langsung dan guru juga tidak bisa melakukan pemantauan secara langsung kepada peserta didik saat mengajar.

Rasa bosan saat belajar yang dialami oleh peserta didik bisa disebabkan oleh guru yang kurang inovatif dalam memilih model pembelajaran yang sesuai, sehingga peserta didik mudah merasa bosan dan merasa kurang tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.

Padahal, adalah agar peserta didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik. Aspek terpenting saat mengajar ialah guru harus menguasai materi pelajaran yang diampu meskipun pembelajaran tersebut dilaksanakan secara daring. Dengan menguasai materi pelajaran, guru akan lebih mudah saat menjelaskan materi dan apabila guru memperoleh pertanyaan maka guru dapat dengan mudah untuk menjawab.

Selain harus menguasai materi pelajaran, guru juga perlu untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan.  Pemilihan antara materi pelajaran dan penentuan model pembelajaran yang tepat merupakan aspek penting bagi seorang guru karena hal ini dapat menjadi aspek pertimbangan kesesuaian dan keberhasilan penggunaan model pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik ialah melalui model pembelajaran Problem Based Learning atau model pembelajaran berbasis masalah.

Model Pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan menghadapkan siswa dengan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran. Model pembelajaran ini dirancang agar peserta didik memperoleh pengetahuan penting sehingga membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah dengan berbagai macam strategi.  Dengan berbekal pengetahuan dan kemampuan yang telah diajarkan oleh guru, peserta didik dituntut untuk mampu menyelesaikan suatu masalah yang diberikan.

Berikut adalah ciri-ciri model pembelajaran Problem Based Learning :

  1. Memposisikan siswa sebagai self-directed problem solver melalui kegiatan kolaboratif.
  2. Mendorong peserta didik untuk menemukan suatu masalah dan mengkolaborasikannya dengan berbagai macam rumusan masalah serta merencanakan penyelesaian masalah dengan membuat berbagai macam langkah.
  3. Memfasilitasi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai macam alternatif penyelesaian dan implikasinya, serta mengumpulkan berbagai macam informasi yang relevan.
  4. Peserta didik dapat menyajikan hasil analisis dalam bentuk laporan, presentasi, dan lain sebagainya.
  5. Membiasakan siswa untuk merefleksi tentang efektivitas cara berpikir mereka dalam menyelesaikan masalah.

Model pembelajaran Problem Based Learning telah banyak diterapkan di sekolah-sekolah karena memiliki banyak kelebihan. Berikut adalah kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning:

Baca Juga:  Model Pembelajaran Interaktif, Macam dan Langkahnya
  1. Pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik terhadap isi pelajaran.
  2. Pemecahan masalah dapat membangun kebiasaan peserta didik dalam mengatasi masalah baik nanti di dunia kerja maupun di kehidupan sehari-hari.
  3. Peserta didik dapat mengembangkan rasa solidaritas sosial sebab peserta didik terbiasa dengan kegiatan diskusi bersama teman dalam kelompok dan juga teman-teman dikelasnya.
  4. Dapat menambah keakraban antara peserta didik dengan guru.
  5. Dapat membiasakan peserta didik dalam mengimplementasikan metode eksperimen.

Kemampuan guru sangatlah penting dalam menggunakan Problem Based Learining baik secara online maupun offline. Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik diarahkan untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran dengan harapan peserta didik mampu mengasah dan menumbuhkan pengetahuan mereka.

Di masa pembelajaran daring, model pembelajaran Problem Based Learning dapat diterapkan kepada peserta didik dengan membuat kelompok dan disediakan suatu permasalahan nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yangmana permasalahan tersebut masih berkaitan dengan materi pelajaran.

Selanjutnya, guru dapat membimbing peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi  dan peserta didik dapat membuat identifikasi masalah dan rumusan masalah dengan menyeleksi informasi-informasi yang relevan.

Kemudian, peserta didik dapat membuat berbagai macam langkah atau yang disusun secara sistematis dengan menggunakan pendekatan yang kontekstual (berhubungan dengan konteks pelajaran).

Di tahap selanjutnya, guru dapat meminta peserta didik untuk mengembangkan dan menyajikan hasil analisis dari setiap kelompok. Untuk penyajian hasil analisis dapat berupa laporan tertulis yang diserahkan kepada guru ataupun melalui presentasi.

Dengan keterbatasan waktu saat pembelajaran daring, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan presentasi terkait analisis yang telah dilakukan oleh banyak kelompok pasti membutuhkan waktu yang relatif lama. Saat presentasi, setiap kelompok dapat diberi batas waktu untuk memaparkan hasil analisisnya.

Setelah menyajikan hasil karya, guru dapat menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang telah dilakukan oleh peserta didik.

Meskipun begitu, model pembelajaran Problem Based Learning tidak cocok diterapkan di semua mata pelajaran. Model pembelajaran ini cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran yang menuntut peserta didiknya untuk berpikir dalam memecahkan suatu masalah.

Selain itu, model pembelajaran ini juga tidak cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena kemampuan berpikir serta kemampuan menganalisis peserta didik terhadap suatu masalah masihlah kurang.

Model pembelajaran Problem Based Learning dikatakan efektif apabila permasalahan sosial yang disajikan oleh guru mendapat tanggapan positif dari peserta didik. Tanggapan yang diberikan peserta didik atas permasalahan yang diberikan mencerminkan bahwa mereka memperhatikan pelajaran yang diselenggarakan meskipun tidak sedang diawasi secara langsung oleh guru. Ketika peserta didik memberi tanggapan maka argumentasi yang diberikan dapat dikatakan kritis bila relevan dengan materi pelajaran serta mampu memberikan gagasan-gagasan yang relevan dengan pada umumnya.

Meskipun begitu, model pembelajaran Problem Based Learning memiliki beberapa kekurangan yang harus diperhatikan oleh guru apabila model pembelajaran ini diterapkan. Adapun kekurangan dari Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:

  1. Apabila peserta didik merasa tidak minat atau peserta didik memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari terlalu sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba memecahkannya.
  2. Keberhasilan dari model pembelajaran problem based learning bisa membutuhkan waktu lama untuk menganalisis dan mempersiapkannya.
  3. Jika peserta didik tidak memperoleh pemahaman tentang alasan mengapa mereka harus memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka peserta didik akan merasa enggan untuk belajar memecahkan permasalahan tersebut.

 

Ditulis Oleh: Siti Mahsunah

Share :

Baca Juga

News

Guru Sertifikasi Harus Lakukan Sinkronisasi Data

News

Berapa Gaji Guru Penggerak? Ini Penjelasan Selengkapnya

News

Simak! Cara Gunakan E-Materai di SSCASN BKN Untuk Daftar CASN

Kesiswaan

Yuk Simak Kurikulum Paradigma Baru pada Sekolah Menengah Atas

News

SAH! Pemerintah Berikan Tambahan Tunjangan Guru dan Kepsek 2024

News

Pembelajaran Menarik Berbasis Web

News

Selesai Bulan Juli! Inilah Penetapan Formasi PPPK 2023, Cek Selengkapnya

Edutainment

Kuota Segera Penuh! Yuk Daftar Diklat Gratis Bersertifikat 32JP “Meningkatkan Motivasi dan Kompetensi Guru” 
Download Sertifikat Pendidikan Gratis