Pendidikan adalah salah satu pilar penting dalam membangun sebuah negara yang berkembang. Oleh karena itu, kurikulum adalah instrumen kunci dalam memastikan kualitas pendidikan yang efektif. Pada tahun 2020, Indonesia memperkenalkan “Kurikulum Merdeka” yang bertujuan untuk mengubah pendekatan pendidikan di negara ini. Salah satu komponen penting dari Kurikulum Merdeka adalah konsep asesmen yang baru. Artikel ini akan menjelaskan lebih rinci mengenai konsep asesmen dalam konteks Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka adalah pendekatan baru dalam sistem pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk memberikan lebih banyak kebebasan kepada guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Kurikulum ini mencoba untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan minat siswa, serta mengurangi tekanan yang terlalu berat dari kurikulum nasional sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan efektif.
Konsep Asesmen pada Kurikulum Merdeka
- Asesmen Formatif Salah satu konsep penting dalam Kurikulum Merdeka adalah asesmen formatif. Asesmen ini berfokus pada pemantauan berkelanjutan terhadap perkembangan siswa selama proses pembelajaran. Guru dapat menggunakan berbagai alat dan teknik asesmen untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa, serta mengadaptasi metode pengajaran sesuai kebutuhan mereka. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap siswa memperoleh pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran.
- Portofolio Siswa Kurikulum Merdeka mendorong penggunaan portofolio siswa sebagai alat asesmen. Portofolio ini berisi kumpulan karya siswa yang mencerminkan progres mereka dalam pembelajaran. Dengan menggunakan portofolio, siswa dapat melihat perkembangan mereka dari waktu ke waktu, sementara guru dapat mengevaluasi kemajuan siswa dengan lebih holistik.
- Asesmen Autentik Asesmen autentik adalah jenis asesmen yang mencerminkan situasi nyata di luar kelas. Kurikulum Merdeka mendorong penggunaan tugas dan proyek yang relevan dengan dunia nyata sebagai bagian dari proses asesmen. Hal ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam situasi praktis.
- Asesmen Keterampilan Soft Selain pengetahuan akademis, Kurikulum Merdeka juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan soft, seperti kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Asesmen keterampilan soft menjadi bagian integral dari proses pembelajaran, dan guru diharapkan untuk mengukur perkembangan siswa dalam hal ini.
- Self-Asesmen dan Peer-Asesmen Kurikulum Merdeka juga menggencarkan praktik self-asesmen dan peer-asesmen. Siswa diajarkan untuk secara mandiri mengevaluasi kemajuan mereka sendiri dan memberikan umpan balik kepada teman sekelas. Hal ini tidak hanya membangun kemampuan evaluasi diri, tetapi juga mempromosikan budaya belajar yang inklusif dan kolaboratif.
Halaman Selanjutnya