Untuk melatih kesadaran diri harus memiliki rencana melatih kehadiran utuh dalam kehidupan sehari-hari. Ini dapat ditulis dan dilaksanakan.
Kehadiran utuh adalah salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh Kepala Sekolah ketika melakukan coaching terhadap rekan pendidik di satuan pendidikan yang dipimpin.
Dalam mengasah kompetensi tersebut terdapat sejumlah teknik, di antaranya adalah teknik “STOP” dan lain sebagainya.
Namun konsep tersebut tidak akan berarti apa-apa jika tidak dilaksanakan. Untuk membuat perencanaan, berikut ini adalah contoh rencana untuk melatih kehadiran utuh dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Rencana 1: Hadir Utuh dalam Percakapan Keluarga
Saya menyadari bahwa selama ini, dalam percakapan dengan keluarga di rumah, sering kali pikiran saya melayang ke pekerjaan atau hal-hal lain. Mulai hari ini, saya akan berlatih hadir utuh dalam setiap percakapan dengan anggota keluarga.
Setiap kali kami berbicara, saya akan menyingkirkan semua gangguan, seperti telepon atau laptop, dan benar-benar fokus pada apa yang mereka katakan. Saya akan menjaga kontak mata, mendengarkan dengan seksama, dan merespons dengan penuh perhatian.
Jika saya merasa pikiran mulai melayang, saya akan menarik napas dalam-dalam, mengamati pikiran tersebut, dan kembali fokus pada percakapan.
Contoh Rencana 2: Hadir Utuh dalam Pertemuan Kerja
Saat menghadiri pertemuan rutin antar kepala satuan pendidikan, saya sering kali terganggu oleh pikiran tentang administrasi atau rencana pertemuan lain. Untuk melatih kehadiran utuh, saya akan mulai menerapkan teknik STOP sebelum masuk ke ruang pertemuan. Saya akan berhenti sejenak, mengambil napas dalam-dalam, dan mengamati perasaan serta pikiran yang muncul.
Saya akan memastikan untuk melepaskan semua kekhawatiran lain dan membawa diri saya sepenuhnya ke dalam pertemuan. Dengan cara ini, saya bisa memberikan perhatian penuh pada diskusi yang sedang berlangsung dan berkontribusi dengan lebih efektif.
Contoh Rencana 3: Hadir Utuh saat Berinteraksi dengan Siswa
Setiap kali saya berinteraksi dengan siswa, baik dalam sesi bimbingan maupun saat mereka datang dengan masalah, saya akan melatih diri untuk hadir utuh. Saya akan memastikan untuk memberikan perhatian penuh kepada mereka, mendengarkan dengan sabar tanpa menghakimi atau berasumsi.
Sebelum memulai sesi, saya akan mengambil beberapa menit untuk melakukan teknik STOP, menghentikan segala aktivitas, menarik napas dalam-dalam, mengamati pikiran dan perasaan saya, dan kemudian melanjutkan dengan fokus penuh pada siswa tersebut. Ini akan membantu saya lebih memahami kebutuhan mereka dan memberikan bimbingan yang lebih tepat.
Contoh Rencana 4: Hadir Utuh saat Membaca atau Belajar
Sering kali saat membaca atau belajar sesuatu yang baru, saya tergoda untuk memikirkan hal-hal lain atau memeriksa ponsel saya. Untuk melatih kehadiran utuh, saya akan mulai menciptakan lingkungan yang tenang dan bebas gangguan.
Saya akan mengatur waktu khusus untuk membaca atau belajar, di mana saya benar-benar fokus pada materi yang ada di depan saya. Jika pikiran saya mulai melayang, saya akan menggunakan teknik STOP untuk mengembalikan fokus saya. Saya akan berhenti, menarik napas dalam-dalam, mengamati pikiran yang muncul, dan kemudian kembali ke bahan bacaan atau pelajaran dengan perhatian penuh.
Contoh Rencana 5: Hadir Utuh saat Berolahraga
Saat berolahraga, baik itu berjalan, berlari, atau yoga, saya akan melatih diri untuk hadir utuh dengan sepenuhnya merasakan setiap gerakan tubuh saya dan pernapasan saya. Saya akan mencoba untuk tidak memikirkan hal-hal lain atau merasa terburu-buru menyelesaikan latihan.
Sebelum memulai olahraga, saya akan melakukan teknik STOP untuk menenangkan pikiran dan memfokuskan diri pada kegiatan yang akan dilakukan. Saya akan mengamati setiap tarikan napas, setiap langkah, dan sensasi yang muncul di tubuh saya selama berolahraga. Dengan begitu, saya tidak hanya melatih fisik tetapi juga mental, sehingga bisa menikmati setiap momen latihan dengan kesadaran penuh.
Itulah beberapa contoh rencana melatih kehadiran utuh dalam kehidupan sehari-hari yang nantinya akan bermanfaat ketika melakukan teknik coaching yang harus dilakukan oleh pemimpin satuan pendidikan atau kepala sekolah.
