Refleksi Pembelajaran – Awal tahun 2022, merupakan masa peralihan pembelajaran dari yang mulanya berbentuk onlinemenjadi offline. Tentu pembelajaran online / daring telah mengisi ruang pendidikan dan menjadi bagian yang integral dan tak terpisahkan walaupun kebijakan PTM hadir kembali.
Hadirnya pembelajaran daring telah memberikan kondisi suasana serta pengalaman belajar yang berbeda. Sebab guru dan peserta didik tetap dapat melaksanakan pembelajaran walaupun dengan daring.
Sebagian ada yang bisa menerima pembelajaran dengan optimal, namun sebagian yang lain merasa bahwa kebijakan online tak menambah pengetahuan meski peserta didik tetap mendapatkan nilai.
Oleh sebab itu, ketika pembelajaran sudah bertansformasi kembali, alangkah pentingnya bila program refleksi pembelajaran bisa diwujudkan.
Refleksi pembelajaran tersebut bisa dilakukan dalam berbagai bentuk misalnya berbentuk penilaian tertulis maupun lisan baik dari guru kepada peserta didik maupun sebaliknya.
Bagi peserta didik, mereka akan menyampaikan segala keluh kesah, maupun uneg – uneg yang dirasakan ketika pembelajaran online berlangsung.
Pun mereka juga akan memberikan saran maupun kritikan dengan mode penyampaian belajar yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran online.
Hal ini penting diketahui oleh guru, agar mereka memahami kondisi yang sebenarnya. Sebab seringkali sebagian guru memiliki prasangka buruk manakala pembelajaran online berlangsung, namun terdapat peserta didik yang abstain berkali – kali.
Tentu hal tersebut akan memunculkan pertanyaan besar bukan? Selain itu, guru akan mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menyerap pembelajaran sekaligus mengevaluasi cara penyampaian materi yang selama ini dilakukan.
Sejatinya, refleksi pembelajaran dapat dilakukan kapan dan dimanapun. Bahkan biasanya, beberapa guru yang juga termasuk wali kelas melakukan refleksi pembelajaran setiap satu minggu sekali agar peserta didik mengalami peningkatan setiap harinya.
Manfaat Refleksi Pembelajaran
Melakukan sebuah refleksi bukanlah sebuah aktivitas yang menghabiskan waktu. Hal ini perlu ditekankan kepada para peserta didik maupun diri sendiri. Sebab seringkali aktvitas tersebut ditiadakan, lantaran merasa bahwa tidak ada manfaatnya. Memang, secara materi fisik tidak ada. Namun ada hikmah yang bisa dijadikan pembelajaran sehingga guru dan peserta didik dapat memperbarui lingkungan kelas dengan lebih baik lagi. Adapun perencanaannya sebagai berikut :
1. Memberikan Informasi Positif
Salah satu manfaat yang bisa diambil dari refleksi pembelajaran yakni adanya berbagai informasi positif. Informasi tersebut tidak hanya bersumber dari guru sebagai pemeran utama. Namun juga berasal dari para peserta didik.
Bahkan refleksi tersebut bisa mengundang para peserta didik yang biasanya pasif ikut menyampaikan pendapat.
Di pembelajaran, biasanya peserta didik aktif yang akan mendominasi kelas. Namun dengan adanya kegiatan tersebut, guru bisa menunjuk para peserta didik pasif untuk mengemukakan pendapat maupun uneg – uneg. Hal tersebut akan melatih mereka agar dapat menyampaikan segala keresahan yang dirasakan.
Selain itu, aktivitas tersebut dapat menjadi bahan observer yang bertujuan dalam mendalami tingkat pencapaian peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
Jika ingin melakukan refleksi pembelajaran daring, maka peserta didik dapat dipersiapkan sebelumnya untuk segera merancang beberapa argumentasi yang ingin disampaikan.
Guru pun bukan sebagai pemeran utama dalam aktivitas pembelajaran. Malah terlihat sebagai moderator dimana peserta didik sebagai narasumbernya.
2. Menciptakan Kegiatan Pembelajaran yang Optimal
Selain guru dan peserta didik dapat mendapatkan informasi yang positif, aktivitas tersebut dapat menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi semakin optimal. Dengan adanya keoptimalan, maka pembelajaran menjadi semakin bermakna.
Ke depan, guru akan semakin rigid dalam menyusun berbagai persiapan untuk menjadikan pembelajaran lebih nyaman bagi peserta didik namun materi terserap dengan baik.
3. Memetakan Strategi
Manfaat lainnya yakni menjadikan guru memiliki kemampuan untuk memetakan aspek kemampuan maupun daya nalar peserta didik. Sehingga ke depan, para guru akan lebih berhati – hati dalam pemberian tugas maupun tambahannya kepada peserta didik tertentu.
Strategi Melakukan Refleksi Pembelajaran
Refleksi pembelajaran biasanya tidak hanya dilakukan dalam satu bentuk saja. Anda bisa mencoba dalam berbagai bentuk. Adapun contoh refleksi pembelajaran yang bisa dilakukan :
1. Review Materi
Hal pertama yang bisa anda lakukan yakni dengan mengingat kembali materi pembelajaran yang sudah diberikan. Pada aktivitas ini anda bisa memberikan beberapa pilihan kepada peserta didik yakni melakukan revie materi mandiri atau bersama dengan guru.
Jika dilakukan dengan mandiri, maka guru bisa memberikan waktu dalam beberapa menit untuk me-recall kembali materinya.
Kemudian guru memberikan petunjuk teknis cara mereview materinya yakni dengan presentasi di depan kelas tau dengan pemberian beberapa soal maupun studi kasus terkait topik materi yang sudah diberikan.
Di sesi menunggu para peserta didik melakukan review materi, guru dapat berkeliling atau memeriksa tugas pekerjaan para peserta didik. Kondisi tersebut dapat melatih guru untuk mengetahui kemampuan peserta didik melalui jawaban yang sudah diperiksa.
Pada saat peserta didik mempresentasikan topik materi, maka usahakan para peserta didik dapat melakukannya bukan dengan gaya menghafal. Melainkan menggunakan bahasa mereka sendiri.
Kemudian, jika semua peserta didik sudah melakukan presentasi, maka ajaklah semua peserta didik melakukan refleksi sekaligus evaluasi terkait aktivitas yang sudah berlangsung.
2. Refleksi terhadap Sikap Positif pada Kegiatan Pembelajaran
Contoh lainnya yakni melakukan refleksi pada sikap positif. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru dan peserta didik harus saling mengetahui bahwa menyerap materi saja bukan tanda kesuksesesan seseorang.
Mampu menyerap materi hanyalah bagian dari aktivitas peningkatan intelektualitas personal. Namun hal yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran yakni senantiasa terbangunnya sikap positif maupun karakter kebaikan dalam diri peserta didik seperti bertanggung jawab, mandiri, peduli, tolong menolong, bekerja sama, rendah hati dan beragam sikap positif lainnya.
Sebisa mungkin guru senantiasa melakukan refleksi tersebut bersama peserta didik agar mereka mulai terbiasa karena ditanamkan sejak dini.
Sekolah memang bukan utama pembentuk karakter. Ada banyak faktor yang bisa membentuk karakter termasuk lingkungan rumah, teman maupun masyarakat sekitar.
Oleh sebab itu, guru dan para warga sekolah senantiasa menyajikan beberapa program kebaikan dalam peningkatan karakter untuk bisa diterapkan peserta didik dan menjadi pembiasaan.
Sayang sekali bila peserta didik hanya cerdas dalam penyelesaian soal, namun gagal dalam melakukan interaksi sosial lantaran sikap dan perangai yang buruk. Tak jarang bukan ditemukan fakta yang demikian?
Memang pendidikan karakter masih menjadi salah satu topik permasalahan yang harus segera terselesaikan.
Sehingga penting bagi guru untuk senantiasa mengarahkan peserta didik agar terus memperbaiki karakter sejak dini sebab bila mereka sudah dewasa akan sulit mematahkan karakter buruk yang sudah terbentuk sejak lama.
Pada awalnya, aktivitas refleksi tersebut akan sulit dilakukan sebab beberapa peserta didik mungkin tidak terbiasa melakukan hal yang demikian.
Oleh sebab itu, guru harus memulainya secara sederhana sebelum beralih pada model refleksi yang kompleks.
Nah demikian ulasan mengenai refleksi pembelajaran dan beberapa strategi dalam menerapkan refleksi tersebut selama di kelas.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(shd/shd)
