Learning Loss – Pendidikan merupakan jalan utama bagi individu untuk melakukan perubahan dari perilaku, sikap maupun ketidakmampuan akan pengetahuan menjadi individu yang dapat mengontrol perilaku, sikap dan menguasai pengetahuan.
Bahkan dengan hadirnya individu terdidik pada suatu bangsa, maka peradaban yang gelap dapat diperbarui dengan kehadiran mereka.
Sehingga, pemerintahan di setiap negara pasti akan berusaha sekuat tenaga menjadikan aspek pendidikan sebagai prioritas utama.
Misalnya, di negeri Indonesia ini, para pakar pendidikan senantiasa melakukan pembaharuan dan perbaikan mulai dari landasan dasar pendidikannya, kurikulum, metode, bahkan sampai model pembelajaran yang digunakan.
Hanya saja perjuangan untuk senantiasa memajukan pendidikan tengah dihadapi pandemi yang sedang menyerang dunia terlebih di tahun 2021. Oleh karena itu, kebijakan darurat diberlakukan.
Salah satunya yakni menerapkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). PJJ sendiri memberikan dampak baik positif maupun negatif.
Sisi positifnya, baik guru maupun peserta didik dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan khususnya dalam penggunaan teknologi.
Salah satu hikmah yang bisa diambil dari pandemi yang mengglobal adalah kemunculan beragam aplikasi webinar seperti ZOOM, Google Meet dan lainnya.
Pada awalnya, sebagian besar guru perlu beradaptasi. Kendati demikian, semangat para guru tetaplah membara sehingga menjadikan mereka menepis segala halangan yang ada.
Sedangkan sisi negatifnya, sebagian peserta didik masih belum bisa menyerap dengan maksimal bahkan terkadang harus absen beberapa kali pada setiap pertemuan. Kendalanya bermacam – macam.
Terkadang karena sinyal yang kurang bersahabat, ketiadaan kuota paketan, ketiadaan smartphone, membantu orangtua dan lainnya menyebabkan peserta didik tidak bisa mengikuti pembelajaran. Kondisi seperti ini jika terus – terusan dibiarkan akan menyebabkan terjadinya fenomena learning loss.
Definisi Learning Loss
Learning Loss adalah suatu fenomena penurunan pada capaian belajar karena beberapa faktor di beberapa peserta didik.
Salah satu hal yang paling berpengaruh pada terjadinya learning loss kemarin, yakni kebijakan PJJ. Sebagaimana yang sudah terbahas, salah satu dampak negatifnya yakni menjadikan peserta didik kehilangan kesempatan untuk belajar secara tatap muka.
Sebab kebijakan pembelajaran online tak dapat mereka rasakan lantaran beberapa kendala.
Penyebab Learning Loss
Sebagian pakar khususnya dari aspek pendidikan sepakat, bahwa hadirnya pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya berbagai perubahan dari yang ringan sampai signifikan.
Salah satu perubahan signifikan di negeri, kebijakan PTM terhenti untuk beberapa bulan dalam penjagaan protokol kesehatan. Kehadiran proses pembelajaran yang bertransformasi dari PTM menuju PJJ menghadirkan beragam tantangan baik bagi peserta didik, guru, orang tua bahkan lingkup masyarakat sekitar.
Ikhlas atau tidaknya, seluruh unsur pendidikan perlu untuk bisa lebih beradaptasi dengan situasi maupun kondisi yang baru. Hanya saja, sebagaimana fakta yang terlihat, tidak semua satuan pendidika bisa ikut menyesuaikan dengan perubahan pendidikan. Alih – alih berpartisipasi, malah ada sebagian kecil lembaga yang mengalami kemunduran dan pada akhirnya hengkang dari dunia pendidikan.
Adapun ragam penyebab terjadinya learning loss :
1. Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh yang Sifatnya Insidental
Sebagian pakar pendidikan bahkan lingkup masyarakat sekitar menyangsikan kebijakan PJJ. Kendati untuk penjagaan protokol kesehatan, namun pemberhentian ptm juga terlihat mendadak dan tidak serupa dengan kebijakan pada aspek lain.
Contohnya kebijakan pada aspek pariwisata. Masih adakah dalam ingatan? Di saat edaran PTM terhenti menjadi PJJ, masih ada beberapa pengusaha pariwisata maupun tempat kunjungan rekreasi lainnya masih terbuka lebar dan menerima pengunjung.
Bagian dari pengunjung juga merupakan para peserta didik yang merasa dirinya libur sekolah kendati bisa mengikuti secara online.
Kebijakan dadakan tersebut menjadikan keseluruhan satuan pendidikan harus segera menyiapkan beragam administrasi pendidikan berikut hal – hal lainnya yang memang tidak bisa dilakukan dengan mudah.
Bisa jadi karena alokasi dana yang kurang, keterbatasan dukungan jaringan dari orangtua dan lain sebagainya. Sebagai dampak, banyak peserta didik yang merasa sangat kurang dalam menerima konten pembelajaran.
Bahkan kehadirannya hanya sekedar ada tanpa menampakkan muka di media online sebagaimana adab dalam menghadiri majelis ilmu.
2. Tempat dan Waktu Belajar yang Terbatas
Adanya keterbatasan waktu maupun tempat juga menjadi kendala dan berpengaruh pada terjadinya fenomena learning loss. Hal ini terjadi lantaran kebijakan belajar online akan meniadakan waktu untuk praktikum, belajar bersama dan mengasah keterampilan.
Memang tidak serta merta sirna, namun sebagian guru memang mengharapkan para peserta didik dapat mengatur dan memanage segala aktivitas yang dilakukan sekaligus menerapkan belajar mandiri.
3. Minimnya Pengetahuan akan Teknologi
Sepakat atau tidak, teknologi hari ini bagaikan sebuah hal yang tak terpisahkan dari kehidupan termasuk pendidikan. Hanya saja, hal tersebut berbanding terbalik dengan fakta bahwa masih banyak baik guru, peserta didik bahkan orang tua tak memahami penggunaan teknologi.
Hal yang paling krusial, bila seorang guru tak mampu menggunakannya. Padahal jantungnya pembelajaran pada saat pertemuan virtual berlangsung. Akibatnya, banyak pertemuan yang harus digantikan dengan tugas pengumpulan saja.
Terkadang tanpa penjelasan dari topik yang diberikan. Selain itu, keterbatasan pemahaman pada teknologi juga menjadikan peserta didik merasa bosan dengan hanya melihat gurunya melalui media virtual. Malah terkadang mereka lebih memilih off cam. Kendati off cam bisa jadi karena pertimbangan lain, namun alasan bosan juga bisa menjadikan peserta didik berlaku demikian.
Bagi peserta didik, keterbatasan ini terjadi manakala mereka akan mengumpulkan tugas. Sebagaimana diketahui, dari dulu sekolah lah yang menyediakan lembar jawaban atau peserta didik yang menuliskannya di papan dan buku tulis.
Namun terkadang, ada sebagian guru yang menilai langsung dengan cara online. Misal, pengirimannya menggunakan Google Slide. Ternyata kendati peserta didik lahir di jaman digital, tidak semua memiliki kesempatan untuk belajar dan memahami.
Bahkan ada peserta didik yang terlahir berkecukupan namun karena memiliki keterbelakangan, ya tidak bisa belajar maksimal dengan kebijakan PJJ.
Belum lagi banyak peserta didik yang hanya memfokuskan untuk belajar game dibandingkan materi onlinenya. Tentu hal tersebut juga menjadi bahaya tersendiri bagi peserta didik.
4. Jaringan Akses Internet yang Tidak Merata
Selain keterbatasan teknologi, biasanya juga dipengaruhi oleh jaringan internet. Sebagaimana yang diketahui bersama, akses internet biasanya akan dengan mudah didapat manakala anda sedang berada di kota besar seperti puluhan kota yang ada di pulau Jawa.
Namun ternyata, ada beberapa kondisi yang menyebabkan jaringan internet seringkali terputus. Faktor geografis juga mempengaruhi. Misal, ketika anda tinggal di dataran tinggi atau lembah kaki gunung.
Tentu jaringan internet akan sedikit susah lantaran satu dan lain hal. Kondisi ini menyebabkan penyampaian materi tidak bisa diserap maksimal. Jangankan maksimal, terkadang malah peserta didik akan lebih banyak mengambil jatah tidak masuk sebab tidak bisa mengakses link pembelajaran.
Nah demikian ulasan mengenai fenomena learning loss dan beberapa faktor penyebabnya.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(shd/shd)