Kurikulum Merdeka adalah tonggak penting dalam pendidikan Indonesia yang menekankan pembelajaran yang lebih kontekstual, kreatif, dan kolaboratif. Bagian integral dari pendekatan ini adalah pengembangan literasi dasar siswa. Artikel ini akan menjelaskan penerapan keenam literasi dasar dalam Kurikulum Merdeka dan bagaimana hal ini membantu membentuk pendidikan yang lebih relevan.
- Literasi Membaca
Literasi membaca adalah keterampilan fundamental yang membuka pintu menuju pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam. Dalam Kurikulum Merdeka, literasi membaca tidak hanya tentang membaca teks, tetapi juga tentang memahami makna yang terkandung di dalamnya. Siswa diajarkan untuk membaca dengan kritis, mengevaluasi sumber informasi, dan mengenali perspektif yang berbeda. Kemampuan ini membantu siswa menjadi pembaca yang lebih mandiri dan kritis.
Dalam pembelajaran berbasis proyek, literasi membaca memungkinkan siswa untuk mencari sumber daya dan informasi yang relevan untuk proyek mereka, memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi topik dengan lebih dalam dan kontekstual.
- Literasi Menulis
Literasi menulis adalah keterampilan yang memungkinkan siswa menyampaikan pemikiran dan ide mereka dengan jelas dan efektif. Dalam Kurikulum Merdeka, literasi menulis mengacu pada kemampuan siswa untuk menyusun teks yang beragam, termasuk esai, laporan, blog, dan banyak lagi. Mereka diajarkan tentang struktur, bahasa, dan gaya penulisan yang tepat untuk berbagai konteks.
Menulis juga merupakan cara bagi siswa untuk merespons bahan bacaan, merefleksikan pengalaman pembelajaran, dan mengungkapkan kreativitas mereka. Dalam Kurikulum Merdeka, literasi menulis mendukung kemampuan siswa dalam menyampaikan ide dan pemahaman mereka dengan efektif, baik secara lisan maupun tertulis.
Halaman Selanjutnya