Diskusi persiapan observasi kinerja guru merupakan langkah penting dalam siklus peningkatan kinerja. Sebagai kepala sekolah, memastikan bahwa diskusi ini menjadi percakapan bermakna dan efektif sangatlah penting untuk mencapai target peningkatan kinerja yang diinginkan.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi cara-cara kepala sekolah dapat memandu diskusi persiapan agar menjadi percakapan yang produktif dan mendalam, menggunakan skenario antara Pak Agung dan Bu Ida sebagai contoh pada video berikut ini. Setelah melihat videonya, silakan lanjutkan membaca untuk penjelasan tips dan triknya agar percakapan persiapan ini dapat berjalan dengan nyaman dan berdampak positif.
Memulai Diskusi dengan Semangat Positif
Membangun semangat positif adalah langkah awal yang penting dalam setiap diskusi persiapan. Kepala sekolah harus memberikan dukungan dan motivasi kepada guru.
Dalam skenario, Bu Ida sebagai Kepala Sekolah memulai diskusi dengan memberikan apresiasi atas semangat Pak Agung, “Wah semangat Pak Agung baik sekali.” Hal ini menciptakan suasana yang mendukung dan positif, membuat guru merasa dihargai dan termotivasi untuk berpartisipasi secara aktif dalam diskusi.
Menetapkan Area Pengembangan Diri
Langkah berikutnya adalah menetapkan area pengembangan diri yang akan menjadi fokus observasi. Ini adalah proses yang harus dilakukan bersama antara kepala sekolah dan guru, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan guru untuk berkembang.
Bu Ida menanyakan kepada Pak Agung mengenai area pengembangan diri yang ingin ditingkatkan, “Apa nih yang saat ini Pak Agung ingin kembangkan?”
Pak Agung mengidentifikasi bahwa dia ingin lebih memberikan perhatian dan dukungan kepada murid-muridnya, menunjukkan bahwa guru harus merenungkan dan mengidentifikasi kebutuhan pengembangannya sendiri.
Menentukan Target Perilaku yang Jelas
Setelah area pengembangan diri ditetapkan, kepala sekolah dan guru harus bersama-sama menentukan target perilaku yang jelas dan spesifik. Target ini akan menjadi fokus observasi.
Dalam skenario kita, Pak Agung menetapkan target perilaku untuk memberikan perhatian lebih dan menghargai usaha murid-muridnya.
Bu Ida membantu mengklarifikasi target tersebut dengan bertanya, “Lalu perubahan perilaku apa yang hendak kita capai?”
Menggunakan Refleksi Pribadi untuk Memahami Pentingnya Target Perilaku
Refleksi pribadi adalah alat yang kuat untuk memahami mengapa suatu target perilaku penting.
Pak Agung berbagi refleksi pribadinya tentang pengalaman dengan seorang murid yang merasa diabaikan, “saya merasa cuek banget selama ini.”
Bu Ida memberikan ruang bagi Pak Agung untuk merefleksikan pengalamannya, yang membantu memperjelas pentingnya target perilaku yang dipilih.
Merencanakan Strategi untuk Mencapai Target Perilaku
Merencanakan strategi yang tepat adalah langkah penting untuk mencapai target perilaku.
Pak Agung merencanakan untuk memberikan perhatian lebih kepada murid-muridnya saat mereka mempersiapkan dan mempresentasikan proyek kelompok mereka, “pada saat persiapan, saya hendak menggunakan waktu untuk berkunjung ke masing-masing kelompok dan menyampaikan perhatian saya atas usaha mereka.”
Bu Ida memastikan bahwa strategi ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan mengidentifikasi potensi hambatan yang mungkin muncul.
Mengidentifikasi Potensi Hambatan dan Alternatif Strategi
Diskusi persiapan juga harus mencakup identifikasi potensi hambatan dan alternatif strategi.
Pak Agung menyadari bahwa strategi yang dipilih mungkin memerlukan lebih banyak waktu, “kepikiran akan menghabiskan waktu lebih banyak karena saya harus ke masing-masing kelompok.”
Bu Ida membantu Pak Agung menemukan alternatif strategi yang lebih efisien, seperti memberikan apresiasi secara umum di awal pembelajaran dan fokus pada proses kerja kelompok saat presentasi.
Merencanakan Tindakan dan Menetapkan Jadwal Observasi
Langkah terakhir adalah merencanakan tindakan konkret dan menetapkan jadwal observasi.
Pak Agung berkomitmen untuk mempersiapkan rencana pembelajaran yang mengikutsertakan strategi yang telah dibahas, dan Bu Ida menetapkan jadwal observasi, “saya akan observasi kelas Bapak hari Jumat minggu depan di kelas 7B.”
Menetapkan jadwal yang jelas membantu memastikan bahwa observasi dapat dilakukan secara terstruktur dan terkoordinasi.
Diskusi persiapan observasi kinerja guru seperti contoh di atas adalah proses yang penting dalam siklus peningkatan kinerja. Kepala sekolah harus memandu diskusi ini dengan cara yang mendukung, menggunakan refleksi pribadi, menetapkan target perilaku yang jelas, merencanakan strategi yang tepat, mengidentifikasi potensi hambatan, dan menetapkan tindakan konkret serta jadwal observasi.
Dengan melakukan cara dan trik di atas, diskusi persiapan dapat menjadi percakapan yang bermakna dan efektif, membantu guru untuk mencapai peningkatan kinerja yang berkelanjutan.