Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nadiem makarim meluncurkan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka dibuat demi mewujudkan “merdeka belajar” sekaligus menangani learning loss akibat pandemi.
“Saya sangat bahagia bisa merilis platform Merdeka Mengajar, sebuah platform untuk guru. Melalui pemanfaatan platform ini guru dapat meningkatkan kualitasnya, jadi dari guru untuk guru,” ujar Nadiem Makarim pada saat peluncuran platform Merdeka Mengajar yang tayang di kanal YouTube Kemendikbud RI Kamis, 17 Februari 2022.
Kurikulum ini kabarnya sudah diterapkan di 2500 sekolah jenjang TK hingga SMA. Lalu apa perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya? Kini siswa SMA kelas XI dan XII tak lagi dikotakkan ke dalam jurusan IPA dan IPS.
“Di dalam program SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang memiliki Kurikulum Merdeka. Ya tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan,” kata Nadiem saat peluncuran Kurikulum Merdeka secara virtual, Jumat (11/2/2022). Mereka bebas belajar kombinasi pelajaran yang sesuai dengan minat dan aspirasinya.
Tidak hanya siswa, guru juga diberikan kebebasan untuk maju atau mundur di dalam fase kurikulum. Menyesuaikan perkembangan murid – murid. Kurikulum ini juga menawarkan fleksibilitas lainnya dengan 3 opsi.
Pertama, apabila sekolah belum siap mengimplementasikan kurikulum ini boleh tetap menggunakan kurikulum 2013. Direktorat GTK (Jenderal Guru dan tenaga kependidikan) akan memfasilitasi sekolah yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai kurikulum merdeka melalui aplikasi merdeka mengajar.
Kedua, jika sekolah ingin bertranformasi tetapi belum siap dengan perubahan yang besar. Sekolah boleh menggunakan kurikulum darurat yang sudah ada sejak awal pandemi alias 2020.
Opsi terakhir, sekolah yang ingin dan siap dengan perubahan diperbolehkan untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolahnya.
Tetapi menurut pengalaman guru yang telah mencoba kurikulum ini, muncul beberapa kekhawatiran. Karena tenggat target jam pelajaran diubah, dari semula perminggu menjadi pertahun mereka khawatir kurikulum ini akan berdampak pada hak tunjangan yang didapat. Kewajiban beban mengajar 24-40 jam juga dinilai membuat kreasi dan inovasi guru tak tumbuh optimal.
Selain itu, banyak guru yang bingung harus menerapkan kurikulum yang mana. Karena saat ini ada tiga kurikulum yang bisa dipilih. Diantaranya kurikulum darurat, kurikulum prototipe, dan kurikulum merdeka. atas kekhawatiran ini wakil ketua komisi X DPR menjamin kurikulum ini tidak akan merugikan guru.
Lalu bagaimana sekolah dan guru menyikapinya? Mari bergabung dalam:
Diklat Nasional bersertifikat 40JP: Dampak Besar Kurikulum Merdeka dalam Fleksibilitas Pembelajaran
Acara ini akan diselenggarakan pada Rabu-Sabtu, 23-26 Februari 2022, Pukul 13:30 WIB. Secara online melalui grup telegram sebagai informasi acara dan fasilitas dan youtube dimana kegiatan diklat virtual dengan narasumber diselenggarakan.
Menghadirkan Narasumber dari Penggiat dan Praktisi Pendidikan untuk mengkaji strategi pembelajaran pada Kurikulum Merdeka, diantaranya : Prof. Dr. Haryono, M.Psi. (Guru Besar Universitas Negeri Semarang), Ali Fauzi, S.Kom., M.Kom, (Google Certified Trainer), Harna Yulistiyarini., M.Pd (Instruktur e-Guru.id), Dr. Luluk Elyana, M.Si (Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Ivet).
Bagimana cara untuk mengikuti diklat ini, berikut cara mudah untuk mengikuti :
- Gabung channel Telegram : https://t.me/infowebinarpendidikan
- Subscribe Channel Youtube e-Guru TV : https://www.youtube.com/c/eGuruTV
- Share info ini ke 5 Grup Pendidik (whatsapp, Telegram, Facebook)
- Mengisi formulir pendaftaran pada link berikut : https://bit.ly/Diklat40JP_KurikulumMerdeka
MARI DAFTAR DAN SHARE SEKARANG JUGA !!!
Diklat GRATIS 40JP yang special dihadirkan oleh eGuruid untuk memfasilitasi bapak/ibu guru dalam mengembangkan kompetensinya. Guru Tetap Belajar Walau Sudah Mengajar
Hubungi narahubung untuk informasi lebih lanjut
Penulis : Lawu arunawang 085865988163
Info webinar gratis : linktr.ee/grupinfowebinar