Candi Borobudur merupakan salah satu tempat wisata edukasi yang menjadi salah satu ikon Indonesia di mata dunia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah.
Dengan mengusung konsep interaktif maka pengunjung dapat menyimak cerita tentang kamritiman Indonesia pada abad ke-8 yang sekaligus menjadi wujud edukasi.
Candi Borobudur memiliki sejarah panjang yang mana menjadi bukti sejarah perkembangan agama Budha di Indonesia.
Bangunan candi ini terdiri dari 10 tingkat yang berupa punden berundak-undah dengan dinding yang memiliki 2.772 panel relief, 504 patung Budha, dan 72 stupa. Memiliki ukuruan 123 m x 123 m dan tinggi kurang lebih 42 meter.
Menurut Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Candi Borobudur diduga didirikan pada pemerintahan Syailendra antara 750-842 Masehi dengan dilakukan secara bertahap dan gotong royong.
Balai Konservasi Borobudur menyebutkan bahwa Sejarawan J.G de Casparis berpendapat bahwa pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Samaratungga yang memerintah pada tahun 782-812 Masehi masa Dinasti Syailendra.
Candi Borobudur dibangun dengan tujuan untuk memuliakan agama Budha Mahayana, pendapat itu berdasarkan pada interpretasi prasasti berangka tahun 824 Masehi dan prasasti Sri Kahulunan 842 Masehi.
Candi Borobudur diresmikan menjadi tempat wisata pada tanggal 15 Juli 1980 dan kemudian ditetapkan sebagai Pusaka Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991.
Terdapat beberapa fungsi yang dapat ditemukan dari Candi Borobudur yaitu sebagai tempat bersejarah, tempat wisata keagamaan, tempat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sejarah, dapat digunakan sebagai tempat penelitian matematika seperti menghitung stupa, dan sebagai tempat ibadah umat Budha.
Nilai Edukasi Candi Borobudur
Banyak nilai edukai yang didapatkan dengan mengunjungi Candi Borobudur yaitu seperti mengenalkan sejarah awal berdirinya Candi Borobudur dan pengunjung juga dapat mengetahui peninggalan sejarah dari negara sendiri.
Beberapa nilai edukasi lain dari Candi Borobudur yang dapat diperoleh yaitu sebagai berikut :
- Memiliki nilai seni yang tinggi dalam setiap pahatannya sehingga dapat belajar tentang seni dan menikmati keindahannya.
- Mengajarkan untuk menghormati kepercayaan orang lain dimana pendiri candi pada masa dinasti Syailendra adalah beragama Budha.
- Mengenalkan kepada pengunjung apa itu patung, stupa, prasasti, dan candi.
- Memperkenalkan nilai kebudayaan yang kental.
Selain itu, nilai edukasi dari Candi Borobudur adalah cerita Jataka Gajah Agung yang berkisah tentang pengorbanan seekor gajah di padang pasir.
Relief tersebut berada di sebelah selatan Candi Borobudur lantai 3, Lorong 1, pagar langkan bagian atas, bidang H di Panil ke 6,7, dan 8.
Halaman Selanjutnya
Tahap Pembangunan Candi Borobudur