Setiap kepala sekolah yang mengimplemntasikan coaching pasti akan menemukan kisah-kisah sendiri yang unik. Sebab, pengalaman dalam memberdayakan rekan pendidik maupun tenaga kependidikan akan sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Misalnya, pengalaman dalam memberdayakan rekan pendidik maupun tenaga kependidikan akan terjadi seperti ini.
Ide Cerita 1: Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Mengelola Kelas
Sebagai kepala satuan pendidikan, saya sering mendapati rekan pendidik yang merasa kurang percaya diri dalam mengelola kelas. Salah satu guru baru, Bu Rani, pernah datang kepada saya dengan perasaan ragu apakah dirinya bisa menangani siswa yang sulit di kelas. Saya melihat ini sebagai kesempatan untuk menggunakan pendekatan coaching yang memberdayakan.
Kami memulai sesi coaching dengan percakapan terbuka. Saya bertanya kepada Bu Rani tentang pengalaman positif yang pernah ia alami di kelas dan apa yang menurutnya membuat situasi tersebut berhasil. Melalui alur TIRTA, kami mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang dimilikinya, seperti kemampuan mendengarkan dan pendekatan yang empatik.
Kemudian, kami menyusun rencana aksi yang konkret untuk meningkatkan manajemen kelasnya. Bu Rani mencoba strategi-strategi baru yang kami diskusikan, seperti membangun rutinitas kelas yang konsisten dan memberikan pujian positif kepada siswa. Hasilnya, setelah beberapa minggu, Bu Rani melaporkan bahwa kelasnya menjadi lebih terkendali dan ia merasa lebih percaya diri.
Ide Cerita 2: Memfasilitasi Kolaborasi Tim untuk Proyek Sekolah
Salah satu tantangan terbesar di sekolah kami adalah bagaimana mendekatkan pendidik dengan beragam latar belakang untuk bekerja sama dalam proyek sekolah. Ketika kami merencanakan acara Pekan Raya Wirausaha, saya menyadari perlunya membangun kerja sama yang solid di antara tim pengajar.
Saya mengadakan sesi coaching kelompok dengan para pendidik yang terlibat. Kami mulai dengan menetapkan tujuan bersama dan memahami kontribusi unik dari masing-masing anggota tim. Melalui alur TIRTA, kami mengidentifikasi peran dan tanggung jawab setiap orang serta menyusun rencana aksi yang jelas untuk setiap tahap proyek.
Diskusi terbuka dan refleksi mendalam membantu mengatasi perbedaan pendapat dan menemukan kesepakatan yang memuaskan semua pihak. Akhirnya, acara Pekan Raya Wirausaha berlangsung sukses, dan pendidik melaporkan bahwa mereka merasa lebih terhubung dan termotivasi untuk proyek-proyek masa depan.
Ide Cerita 3: Mengatasi Tantangan Komunikasi dengan Orang Tua Siswa
Pak Doni, seorang tenaga kependidikan, sering kali merasa kesulitan saat harus berkomunikasi dengan orang tua siswa, terutama dalam menyampaikan berita kurang baik tentang perkembangan siswa. Pak Doni merasa tegang dan tidak yakin bagaimana cara menyampaikan informasi tersebut dengan cara yang baik dan efektif.
Saya mengadakan sesi coaching individu dengan Pak Doni untuk mengeksplorasi tantangan yang dihadapinya. Melalui percakapan yang mendalam, kami mengidentifikasi bahwa kurangnya kepercayaan diri dan rasa takut akan reaksi orang tua adalah penyebab utama. Kami menggunakan alur TIRTA untuk menetapkan tujuan meningkatkan keterampilan komunikasi Pak Doni.
Kami menyusun rencana aksi yang melibatkan latihan komunikasi dengan skenario simulasi, di mana Pak Doni berlatih menyampaikan informasi kepada “orang tua” yang saya perankan. Kami juga membahas teknik mendengarkan aktif dan cara memberikan umpan balik yang konstruktif. Setelah beberapa sesi, Pak Doni merasa lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi pertemuan dengan orang tua. Laporan setelah pertemuan menunjukkan bahwa komunikasi menjadi lebih lancar dan hubungan dengan orang tua menjadi lebih positif.
Nah, itulah contoh cerita pengalaman dalam memberdayakan rekan pendidik maupun tenaga kependidikan ketika menjalankan coaching. Anda bisa menjadikan kisah-kisah di atas sebagai ide cerita Anda sendiri.
