Profil Pelajar Pancasila – Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru yang dibentuk sebagai upaya pemulihan pembelajaran akibat dampak Covid-19. Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut kurikulum prototype) dirancang sebagai kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Fleksibel disini artinya guru bisa menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi dan kemampuan peserta didik. Pada kerangka dasar kurikulum merdeka, menambahkan pengembangan profil pelajar Pancasila pada peserta didik. Baik pada tingkat PAUD, SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA/ SMK, Pendidikan Kesetaraan dan Pendidikan Khusus.
Apa itu Profil Pelajar Pancasila?
Profil pelajar pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Diharapkan peserta didik memiliki karakter dan kompetensi sesuai Profil Pelajar Pancasila, dengan dimensi:
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
Pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, paham terhadap ajaran agama dan kepercayaannya serta mengimplementasikan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, yaitu akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara. - Berkebinekaan global
Pelajar indonesia merupakan pelajar berbudaya dengan identitas diri yang matang, yang mampu menunjukkan dirinya sebagai representasi budaya luhur bangsanya, sekaligus memiliki pemahaman yang kuat serta keterbukaan terhadap esistensi ragam budaya daerah, nasional, dan global. - Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong royong yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan sukarela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah, dan ringan serta secara proaktif mengupayakan pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat. - Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar yang mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri. - Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif. Membangun ketekaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. - Kreatif
Peajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Keenam dimensi tersebut saling berkaitan dan saling menopang sehingga harus dibangun bersama secara seimbang dan menjadi budaya sekolah. Profil pelajar Pancasila merupakan kelanjutan pelaksanaan kompetensi dan implementasi pendidikan karakter dari kurikulum sebelumnya, serta bertujuan mendukung visi dan misi presiden dalam mewujudkan Indonesia maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian sesuai rumusan Undang-Undang.
Implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam pebelajaran:
Dimensi profil pelajar Pancasila diintegrasikan dalam pembelajaran dengan minimal dua cara yaitu sebagai pengalaman pembelajaran atau strategi pengajaran dalam kegiatan intrakurikuler yang digunakan guru,dan sebagai projek kegiatan ko-kurikuler.
Projek Penguatan Profil Pancasila
Projek ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksporasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, dan menguatkan pengembangan enam dimensi yang terdiri dari beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif. Peserta didik memiliki kesempatan mempelajari tema-tema atau isu penting seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi sesama manusia, kesehatan mental, budaya yang ada, wirausaha, perkembangan teknologi, dan kehidupan berdemokrasi. Sehingga harapannya peserta didik terbiasa tanggap dalam merespon isu-isu sesuai perkembangan dan tahapan belajar.
Untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila, membutuhkan kerjasama dan sinergi seluruh komponen pendidikan dan pemangku kepentingan.
Sekian informasi yang dapat saya berikan, semoga bermanfaat.
Penulis: Ema Dwi Pratiwi