Pembelajaran Berdiferensiasi – Pandemi Covid – 19 menyerang negeri tercinta dan tak kunjung usai. Meskipun saat ini sudah mulai menurun, namun varian baru bisa muncul kapan saja.
Kondisi seperti ini mau tak mau akhirnya menjadikan seluruh aspek kehidupan harus mengalami beberapa perubahan tak terkecuali aspek pendidikan. Di dalam dunia pendidikan sendiri, beberapa program mulai menjadi pilihan pemerintah untuk bisa senantiasa menjadikan kualitasnya tetap optimal.
Malah sebagian dari guru berupaya untuk mendidik dengan mengerahkan segala kreativitas mereka pada saat menyampaikan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang bisa diadopsi dan diterapkan saat pembelajaran daring yakni metode pembelajaran berdiferensiasi.
Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi?
Secara umum, pembelajaran berdiferensi dimaknai dengan metode pembelajaran yang mengakomodasi berbagai kebutuhan bagi belajarnya peserta didik.
Sehingga secara tidak langsung mereka akan mendapatkan kebebasan untuk bisa senantiasa meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan minat, belajar dan tentunya profil belajar itu sendiri.
Bahkan nantinya seorang guru pun akan berupaya untuk memberikan fasilitas kepada murid sesuai kebutuhan masing – masing. Sebab setiap murid pasti memiliki latar belakang pendidikan dan karakteristik yang berbeda.
Hanya saja, salah satu hal yang perlu dipahami yakni seorang guru harus menentukan tindakan yang tepat dan masuk akal untuk diambil dan diterapkan pada peserta didik.
Sebab output dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah tindakan yang berbeda untuk setiap siswa, bukan pula memberi kesenjangan antara siswa yang mampu dan tidak mampu dalam menyerap pembelajaran. Kunci penerapannya terletak pada produk serta konten atau materi pembelajaran yang tersampaikan.
Pembelajaran berdiferensiasi sangat erat kaitannya dengan ungkapan filosofi pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara baik dari segi nilai dan peran guru, visi maupun budaya positif yang harus dimiliki guru. Salah satu filosofi positif yakni sistem “among”.
Guru memang selayaknya harus mampu dan mau menuntun murid untuk bisa berkembang sesuai dengan kadar dan kemampuan yang sudah terbina. Dan hal tersebut merupakan salah satu ciri dari pembelajaran berdiferensiasi.
Selain itu, mewujudkan adanya pembelajaran yang memihak terhadap murid, berusaha untuk memberikan kemerdekaan pikiran maupun potensinya juga merupakan hasil dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi.
Ciri – Ciri Pembelajaran Berdiferensiasi
Berikut beberapa ciri yang perlu guru pahami dalam pembelajaran berdiferensiasi:
1. Lingkungan Belajarnya Mengajak Peserta Didik untuk Senantiasa Belajar
Salah satu keberhasilan pengukuran pembelajaran berdiferensiasi yakni peserta didik dapat selalu termotivasi untuk belajar terkait topik yang dipahami
Sebab setiap peserta didik tentu akan memiliki dorongan yang berbeda dalam tiap pembelajaran. Sehingga pastilah jika peserta didik sudah terdorong untuk belajar, ada beberapa strategi yang sudah diterapkan oleh guru tersebut.
2. Pengelolaan Manajemen Kelas yang Efektif
Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi juga berdampak positif pada pengelolaan manajemen kelas yang efektif. Sebab biasanya manajemen kelas bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan setiap guru.
Misalnya salah satu hal yang menjadi contoh yakni peserta didik bersuka rela untuk melakukan pembelajaran, bukan karena paksaan dari kehendak guru.
3. Guru Menanggapi Kebutuhan Pembelajaran Peserta Didik
Selain kedua ciri – ciri di atas, pada saat kegiatan belajar mengajar, guru akan siap untuk selalu bisa memberikan tanggapan pada kebutuhan belajar setiap peserta didik.
Mau tak mau, memang pembelajaran berdiferensiasi akan menjadikan sang guru tersebut lebih kreatif lagi dalam mengeksplorasi pembelajaran dengan beragam cara. Sehingga kelas tak lagi menjenuhkan dan malah menjadikan peserta didik bosan. Guru pun juga akan selalu berupaya untuk memberikan segala informasi maupun ide kepada peserta didiknya.
Nah, dengan demikian para peserta didik dapat mendemonstrasikan topik tertentu yang sudah mereka pelajari.
Kebutuhan belajar peserta didik tergantung dari beberapa aspek misalnya kebutuhan belajar berdasarkan minat, kesiapan belajar maupun profil belajar siswa.
Strategi Penyusunan Pembelajaran Berdiferensiasi
Untuk menerapkan pembelajaran dengan model berdiferensiasi tentu harus menentukan beberapa langkah khusus.
Pertama, guru senantiasa mencoba untuk mengidentifikasi serta melakukan pemetaan terkait kebutuhan belajar peserta didik (sesuai dengan minat, kesiapan belajar serta profil belajar).
Beberapa sarana yang bisa dipilih agar pemetaan dapat dilakukan yakni dengan observasi, wawancara maupun menyebarkan survei.
Kedua, guru melakukan kegiatan perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil pemetaan baik dari strategi, konten materi yang disampaikan maupun cara dan gaya pembelajaran.
Ketiga, guru melakukan evaluasi serta merefleksikan pembelajaran yang telah berlangsung bersama peserta didik.
Selain itu, berikut beberapa hal yang perlu diimplementasikan oleh para guru.
1. Diferensiasi pada Konten
Salah satu hal yang berkaitan dengan pembelajaran berdiferensiasi yakni konten. Hal ini berkaitan dengan hasil pemetaan kebutuhan belajar peserta didik.
2. Diferensiasi Pada Proses
Sedangkan diferensiasi pada proses berkaitan dengan serangkaian proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang akan dilaksanakan oleh guru.
Pada proses ini guru pun perlu memberikan pemahaman bahwa peserta didik akan belajar secara berkelompok maupun mandiri.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru pada diferensiasi proses yakni dengan menggunakan kegiatan berlevel dan juga mencoba untuk menyediakan beragam pertanyaan pemantik maupun memberikan tantangan agar bisa diselesaikan sesuai dengan peminatan.
Serta menciptakan beragam agenda individual untuk beberapa murid semisal tugas dengan beberapa durasi pengerjaan yang berbeda setiap peserta didik berdasar kemampuan mereka.
Kemudian bisa juga dengan memberikan variasi pada beberapa kegiatan belajar untuk dikembangkan.
3. Diferensiasi pada Produk
Selain itu, diferensiasi pada produk tentu berkaitan dengan keanekaragaman hasil karya peserta didik atau biasa dikenal dengan demonstrasi karya final peserta didik untuk ditunjukkan pada guru.
Biasanya produk tersebut dapat berbentuk video, pidato, presentasi, rekaman, diagram dan ragam produk yang lain.
Kunci utamanya, produk tersebut harus bisa merepresentasikan pemahaman yang dimiliki peserta didik dan berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang dikehendaki oleh guru.
Idealnya, para guru akan berusaha untuk memberikan peserta didik pilihan pada cara demonstrasi karya.
Selain itu, guru juga memberikan tantangan serta keragaman maupun variasi pada instruksi pembuatan produk.
Urgensitas Pemetaan Kebutuhan Belajar Peserta Didik
Sebagai seorang guru, perlu memahami bahwa kebutuhan belajar yang diinginkan peserta didik tentu berbeda.
Sehingga guru perlu melakukan proses pengamatan yang mendalam terkait kebutuhan mereka. Sebab hasil pengamatan yang guru dapatkan akan menjadi kunci utama untuk tindakan lain yang akan diambil.
Nah, jika dalam pengamatan kebutuhan belajar tersebut tidak tepat, maka rencana dan rancangan pembelajaran serta tindakan yang sudah dibuat tidak tepat dan malah memberikan hasil yang tidak maksimal.
Selain data kebutuhan belajar, guru juga membutuhkan keakuratan data di mana diambil dari beberapa komponen yakni wali kelas, orang tua maupun kondisi lingkungan sekitar.
Sebab di masa pandemi bisa dipastikan bahwa interaksi maupun komunikasi guru dengan murid sangatlah jarang dan tak bisa intensif.
Demikian ulasan mengenai pembelajaran berdiferensiasi dan beberapa strategi penyusunan dalam pembelajaran di kelas.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(shd/shd)