Dalam pendidikan karakter siswa terdapat beberapa komponen yang harus diketahui oleh guru. Sehingga proses pendidikan karakter tersebut dapat terwujud dengan baik.
Faktanya, intelegensi memang siswa merupakan suatu hal yang perlu dilatih agar sisi kognisi terus meningkat. Namun, kecerdasan tersebut tentu tidak cukup. Sebab kehadirannya perlu diimbangi dengan kemampuan siswa dalam menalar perbuatan baik dan buruk.
Darimana seorang siswa belajar untuk membedakan sisi baik dan buruk? Tentu dari pemahaman emosional dalam diri dimana nanti berdampak pada perkembangan karakter siswa.
Menurut Lickona, guru perlu memahami ragam komponen dalam pendidikan karakter siswa yang terdiri dari beberapa kategori. Beberapa aspek diantaranya yakni:
1. Aspek Pengetahuan Moral
Pengetahuan moral berhubungan dengan sisi kognitif individu. Menjadi pribadi berkarakter tentu bukan kondisi yang terwujud di keluarga. Hal tersebut perlu dilatih baik ketika siswa berada di sekolah maupun saat bersama keluarganya.
Dengan demikian, maka pengetahuan moral akan lebih mudah ditingkatkan dalam diri. Berikut faktor pendukung terwujudnya pengetahuan moral bagi siswa yakni melalui dua tahapan.
Tahapan Kesadaran Moral
Kesadaran moral merupakan tahapan dimana seorang individu perlu memiliki cara berfikir dalam melihat kondisi sekitar. Dengan kemampuan melihat fenomena di lingkungannya, maka secara otomatis mereka dapat menganalisis ragam informasi yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.
Kesadaran ini tentu tidak langsung terwujud secara pasti. Namun perlu diterapkan perlahan oleh para guru. mulai dari memberikan teladan kemudian menjelaskan secara gamblang dihadapan para siswa.
Tahapan Memiliki Pengetahuan Nilai Moral
Kemudian, tahapan selanjutnya yakni siswa sudah mulai menginternalisasi adanya pengetahuan nilai moral dalam diri.
Pengetahuan ini nantinya berhubungan dengan usaha individu dalam memaknai fenomena sekitar dalam menerapkan nilai – nilai moral di berbagai situasi dan kondisi.
Pada awalnya, siswa tentu perlu meraba serta seolah – olah membutuhkan para pengarah yang mana diperankan oleh para guru. Setelah dilatih, maka guru dapat melepas siswa untuk dapat memahaminya secara individu.
Tahapan Menentukan Perspektif Individu
Selain pengetahuan moral, terdapat model penentuan perspektif. Hal ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam melihat sudut pandang lingkungan sekitar. Tujuannya, agar siswa dapat ikut memberikan tanggapan mengenai tindakan siswa.
Halaman Selanjutnya