Guru Terburuk – Sebagai guru, tentu Anda lebih memilih untuk mendapat gelar sebagai guru terbaik dibandingkan guru terburuk bukan? Mengapa demikian?
Sebab guru terbaik adalah para guru yang mendapat cinta dan posisi di hati para peserta didik. Sedangkan guru terburuk merupakan para guru yang bisa saja perangainya buruk dan berdampak negatif pada capaian pembelajaran peserta didik.
Lantas , bagaimana cara menghindarinya? Yuk simak ulasannya di bawah ini tentang ciri – ciri guru terburuk.
Untuk mengenali beberapa guru yang malah menjadikan suasana menjadi toxic, maka simak ulasan di bawah ini mengenai ciri – ciri guru yang terburuk. Adapun cirinya sebagai berikut :
1. Suasana Kelas Membosankan
Pernahkah Anda merasa bahwa para peserta didik tidak lagi memperhatikan Anda? Bahkan ada yang sengaja riwa – riwi di kelas hanya untuk menunggu pembelajaran selesai?
Atau mungkin banyak yang bertanya pada Anda kapan kelas akan diselesaikan? Anda perlu hati – hati dengan fenomena demikian. Sebab bisa jadi para peserta didik sudah mulai bosan dengan suasana di dalam kelas.
Tentu fenomena demikian tak masuk dalam perencanaan pembelajaran Anda. Sebab di setiap pertemuan, Anda selalu memiliki target tertentu bagi setiap peserta didik.
Namun bila suasana kelas malah menjadi sangat membosankan, lantas bagaimana peserta didik bisa menyerap pembelajaran?
Jelas mereka akan kesulitan. Kesulitan tersebut akan berdampak pada capaian pembelajaran yang didapatkan oleh para peserta didik.
Ada beberapa hal yang sebenarnya bisa menjadikan kelas Anda tidak lagi membosankan. Beberapa diantaranya yakni :
Pertama, cobalah untuk melakukan komunikasi secara aktif dengan para peserta didik. komunikasi ini merupakan sarana untuk bisa memiliki kedekatan personal dengan mereka.
Kedua, Anda bisa menambah hiasan atau dekor serta merotasi penataan bangku belajar setiap minggunya. Hal ini bertujuan agar mereka tidak mengalami kebosanan saat belajar.
Mengubah penempatan posisi belajar setiap minggunya juga akan menjadikan peserta didik dapat belajar dengan nyaman sebab tidak jenuh dengan tempatnya selama satu semester pembelajaran.
Ketiga, menggunakan media pembelajaran. Hal ini akan mengurangi intensitas kebosanan yang bisa dirasakan oleh para peserta didik.
2. Penjelasan Kurang Dimengerti
Kemudian, salah satu hal terburuk yang perlu dihindari yakni jangan sampai penjelasan yang Anda berikan tak bisa dimengerti oleh para peserta didik.
Sebab hal tersebut akan mempengaruhi daya serap peserta didik pada aspek pengetahuan yang sedang diajarkan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik belum bisa memahami pernyataan yang disampaikan guru. Misalnya, dari segi pemilihan bahasa dan tempo penyampaian. Kendati Anda bukan seorang MC atau influencer, namun Anda harus tetap memastikan bahwa target mendengar pembicaraan Anda.
Bahkan sebisa mungkin Anda menyederhanakan bahasa yang digunakan. Beberapa sarana yang bisa Anda gunakan agar penyampaiannya bisa jelas yakni :
Pertama, menggunakan media tambahan seperti powerpoint, slidesgo dan beberapa tampilan yang menarik.
Salah satu hal yang bisa Anda gunakan di era kecanggihan teknologi sekarang yakni platform untuk membuat konten belajar yang menarik.
Bagi peserta didik yang memiliki tipe visual, tentu media belajar dengan banyak gambar akan membantu mereka menyerap peserta didik.
Kedua, selain itu, Anda juga bisa menggunakan sarana pembelajaran yang fokus pada penggunaan audio.
Pembelajaran berbasis audio bisa membantu para peserta didik yang memiliki tipe belajar ala audio dapat menyerap pembelajaran dengan baik.
Selain itu, model belajar yang beragam seperti model visual dan audio dapat menjadikan peserta didik memiliki pengalaman belajar yang baru dimana nantinya bisa dirasakan kembali di masa depan.
Ketiga, Anda bisa menggunakan teknik review. Teknik ini bisa Anda gunakan untuk mengukur kembali pemahaman peserta didik setelah melakukan pembahasan selama di kelas.
Selain itu, Anda juga bisa mengambil penilaian harian dari pelaksanaan review.
3. Pilih Kasih
Karakter lain yang tak boleh bersemayam dalam diri yakni Anda tidak boleh bersikap pilih kasih.
Dalam artian, Anda harus bersikap adil dan tidak membedakan para peserta didik. Pada dasarnya, setiap peserta didik merupakan anak – anak terpilih dan memiliki keistimewaan luar biasa.
Para guru setidaknya perlu memiliki catatan khusus terkait peserta didik baik dari segi latar belakang aspek pengetahuannya dan gaya belajar.
Catatan ini akan menjadikan Anda dapat bertindak lebih cepat dalam penanganan bila salah satu peserta didik mengalami masalah.
Adapun beberapa hal yang bisa dilakukan supaya Anda tidak terlihat pilih kasih yakni sebagai berikut :
Pertama, menyanjung setiap peserta didik dengan bahasa yang sederhana. Ketulusan seorang guru saat berkomunikasi dengan para peserta didik dapat meningkatkan kedekatan personal.
Kedekatan ini sangatlah penting agar peserta didik mudah menjadikan sekolah mereka sebagai rumah kedua.
Kedua, jika Anda ingin memberikan reward, usahakan semuanya juga mendapatkan. Tentu hal ini dilakukan dengan strategi yang matang. Jangan sampai peserta didik memahami bahwa reward yang diberikan atas dasar kasihan.
Misal, Anda bisa menyelenggarakan beberapa lomba kemudian memastikan bahwa peserta didik yang belum mendapat reward menjadi pemenangnya.
Kendati seperti di-setting, tapi Anda dapat menjadikan suasana kelas menjadi kelas yang fair-play dan tidak memihak pada peserta didik manapun.
Ketiga, selain kedua hal diatas, cobalah untuk melibatkan para peserta didik pada saat Anda membutuhkan pendapat untuk penyelesaian masalah di kelas.
Dengan fenomena demikian, peserta didik akan merasa dibutuhkan oleh Anda. Sehingga mereka akan lebih percaya diri dalam menyampaikan argumen serta pendapat.
4. Perangai dan Sikap yang Buruk
Kemudian, karakter lain yang perlu dihindari yakni memiliki sikap dan tutur kata yang buruk. Hal ini bisa saja mempengaruhi para peserta didik dalam meneladani Anda secara keseluruhan. Memang pada dasarnya, manusia tiada yang sempurna.
Termasuk Anda sebagai guru. Hanya saja, Anda perlu bersikap sabar dan tidak banyak mengeluh atau bahkan bersikap kasar dan menanggapi peserta didik dengan bahasa yang tidak baik.
Idealnya, peserta didik mendapat contoh keteladanan dari Anda sebagai guru sekaligus orangtua kedua bagi peserta didik di sekolah.
5. Punya Harapan yang Berlebih pada Peserta Didik
Karakter buruk lainnya, jangan sampai Anda memiliki harapan berlebihan pada setiap peserta didik. Sebab tidak semua ekspektasi Anda bisa diwujudkan oleh mereka.
Alih – alih mengharap yang lebih dari peserta didik, sebaiknya Anda berusaha untuk memberikan dukungan serta arahan kepada mereka untuk menjadi siswa berprestasi.
Selain itu, Anda juga bisa membuatkan timeline bagi mereka agar lebih bisa melakukan pengelolaan terhadap waktu.
Nah demikian ulasan mengenai ciri – ciri guru terburuk dan beberapa karakter yang harus dihindari. Karakter – karakter diatas tentu bukan sesuatu yang mudah dihilangkan secara langsung.
Namun untuk mendapat gelar terbaik, harus diusahakan bukan? Semoga ulasannya bermanfaat.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(rhm/shd)