Home / Karya Inovatif / Media Mengajar / News

Sabtu, 26 Februari 2022 - 14:19 WIB

Pembelajaran Kooperatif, Model dan Jenis

Dibaca 1,660 kali

Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu modelpembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented).

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merancang dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Udin Saripudin Winataputra,1997:78).

Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besardalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal.

Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009:15) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.

Menurut David W.Johnson (2010:4),pembelajaran kooperatif:

“Merupakan proses belajar mengajar yang melibatkanpenggunaan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja bersama-sama didalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain.

Pembelajaran cooperative menekankan kerja sama antar peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Melalui belajar secara kelompok, peserta didik memperoleh kesempatan untuk saling berinteraksi dengan teman-temannya.”

Menurut Wina Sanjaya (2008:241)pembelajaran cooperative adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi yang telah ditentukan. Selain itu pembelajaran kooperatif untuk mempersiapkan siswa agar memiliki orientasi untuk bekerja dalam tim.

Siswa tidak hanya mempelajari materi ,tetapi harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang ditingkat kemampuan berbeda.

Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi yang dipelajari

belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompokmenguasai bahan pelajaran tersebut.

Menurut Hamid Hasan dalam Etin Soliatin, (2007:4) kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama.

Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya.

Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut.

Sehubungan dengan pengertian tersebut, pernyataan Slavin dalam Anita Lie (2008:8) mengatakan bahwa cooperative learning adalah

suatu model pembelajaran yang berarti siswa belajar danbekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yanganggotanya

terdiri dari dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen,

model pembelajaran kooperatif biasa disebut dengan model pembelajaran gotong royong, yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam pendidikan adalah fasafah.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya.

Struktur tugas berhubungan dengan bagaimana tugas yang diberikan dapat diorganisir dengan baik oleh peserta didik.

Struktur tujuan dan reward mengacu pada kerja sama dalam kelompok atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan maupun reward.

Menurut Rumini dkk (1995:12) dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu diantaranya :

Team Game Tournament (TGT) –  Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk saling membantu dalam memahami materi dan mengerjakan tugas sebagai sebuah kelompok dan dipadu dengan kompetensi antaranggota dalam bentuk permainan.

Student Team Achievement Division (STAD) – Siswa berada dalam kelompok kecil dan mengguanakan lembaran kerja untuk menguasai suatu materi pelajaran. Mereka saling membantu satu sama lain.

Jigsaw – Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang bersifat heterogen.Bahan pelajaran dibagi-bagi dalam setiap anggota kelompok dan mereka mempelajari materi yang sama berkumpul untuk berdiskusi

materi yang sama,berkumpul untuk berdiskusi dan kembali ke kelompok semula untuk mempelajari materi yang  telah mereka kuasai kepada anggota kelompoknya.

Group investigation (GI) – Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menanggapi berbagai macam proyek kelas. Setiap kelompok membagi topic menjadi sub topic- sub topic, kemudian setiap anggota kelompok menggunakan kegiatan meneliti untuk mencapai tujuan kelompoknya.

 

Sedangkan menurut Isjoni (2009:74-88), membagi pembelajaran kooperatif yakni:

STAD – Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa

untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya, pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui 5 tahapan meliputi:

  1. Tahap penyajian materi
  2. Kerja kelompok
  3. Tes individu
  4. Penghitungan skor pengembangan individu
  5. Pemberian penghargaan kelompok

Jigsaw – Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran dengan jigsaw yakni adanya kelompok asal dan kelompok ahli dalam kegiatan belajara mengajar.

Setiap siswa dari masing-masing kelompok yang memegang materi yang sama berkumpul dalam satu kelompok baru yakni kelompok ahli. Masing-masing kelompok ahli bertanggung jawab untuk sebuah materi atau pokok bahasan .

setelah kelompok ahli selesai mempelajari satu topik materi keahliannya, masing-masing siswa kembali ke kelompokasal mereka untuk mengajarkan materi keahliannya kepada temantemannya dalam satu kelompok diskusi.

TGT – Team Game Tournament (TGT) adalah tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswanya dalam kelompok-kelompok belajar dengan adanya permainan pada setiap meja turnamen.

Dalam permainan ini digunakan kartu yang berisi soal dan kunci jawabannya. Setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya, dan masing-masing ditempatkan ada meja turnamen.

Cara memainkannya dengan membagikan kartu-kartu soal, pemain mengambil kartu dan memberikannya kepada pembaca soal. Kemudian soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang hingga dapat menyelesaikan permainnnya.

GI – Group investigation (GI) merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi.

Keterlinatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai akhir pembelajaran akan memberi peluang siswa untuk lebih mempertajam gagasan.

Dalam pelajaran inilah kooperatif memainkan peranannya dalam member kebebasan kepada pembelajar untuk berfikir secara analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif.

Rotating Trio Exchange – Pada model pembelajaran ini, jumlah siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 orang. Pada setiap trio tersebut diberi pertanyaan yang sama untuk didiskusikan.

Setiap anggota trio diberi nomor, kemudian berpindah searah jarum jam dan berlawanan jarum jam. Dan setiap trio baru diberi pertanyaan baru untuk didiskusikan.

Group Resume – Model ini menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, dengan member penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang bagus, dalam bakat dan kemampuannya di kelas. Setiap kelompok membuat kesimpulan dan mempresentasikan data-data setiap siswa dalam kelompok.

Model pembelajaran kooperatif sebenarnya bukan model pembelajaran yang baru ditemui oleh para pendidik atau guru, karena sudah banyak guru yang sering menugaskan para siswa untuk belajar

Sekian yang dapat penulis sampaikan, besar harapannya untuk apa yang sudah ditulis bermanfaat untuk semua pihak.

Terima kasih.

 

Penulis: Galih Pambudi

Share :

Baca Juga

mendikbud Himbau Pemda Agkat Guru Penggerak Menjadi Kepsek

News

Mosi Tidak Percaya Nadiem : APTISI Siap Demo

News

Begini Caranya Cara Terbaru Mendaftar Edmodo sebagai Siswa/Mahasiswa
program p5

News

8 Jenis Kecerdasan Majemuk Siswa yang Harus Diketahui Guru
perbedaan aparatur sipil negara dengan PNS

News

Apakah Jadi PNS Punya Jenjang Karier? Ini Penjelasannya

News

Kemendikbud Keluarkan Sistem Baru Penggajian Guru, Gaji Naik Atau Turun?

News

Gratis!!! Seminar Nasional Peran Guru Penggerak dalam Eksistensi Kurikulum Merdeka
Pendidikan Profesi Guru

News

Apakah Kurikulum Merdeka Akan Diganti Lagi setelah Pergantian Presiden 2024?

News

Mengenal Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)