Asesmen di awal pembelajaran merupakan langkah penting dalam proses belajar mengajar. Namun, banyak pendidik masih merasa kebingungan untuk memulai dan memanfaatkan hasil asesmen ini. Artikel ini akan membahas cara merancang bentuk asesmen awal yang efektif untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna.
Sering kali, pendidik memulai pembelajaran berdasarkan keinginan pribadi tanpa memperhatikan kondisi awal peserta didik. Hal ini menyebabkan pembelajaran kurang efektif karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Meskipun pendidik memahami pentingnya asesmen awal, praktik di lapangan masih menunjukkan kebingungan dalam memulai dan memanfaatkan hasil asesmen tersebut. Berikut ini akan kami paparkan langkah-langkah melakukan asesmen di awal pembelajaran dan sejumlah tips dalam pelaksanaannya.
Langkah 1: Merancang Asesmen
Rancanglah asesmen untuk mengukur kemampuan awal peserta didik. Buatlah 10 soal sederhana yang mencakup:
- 2 soal dari dua tingkat/kelas sebelumnya.
- 6 soal dari satu tingkat sebelumnya.
- 2 soal dari tingkat saat ini dengan materi yang saling berhubungan.
Selain itu, susun angket atau survei untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi belajar di rumah, keadaan keluarga, gaya belajar, suasana belajar yang diharapkan, dan perasaan peserta didik.
Langkah 2: Lakukan Asesmen dengan Cara Menyenangkan
Untuk menarik minat peserta didik, lakukan asesmen awal dengan cara yang menyenangkan, seperti menggunakan aplikasi Quizizz, Kahoot, atau alat interaktif lainnya. Gunakan juga “kartu perasaan” agar peserta didik lebih antusias.
Langkah 3: Mengisi Survei Kesiapan Belajar
Pandu peserta didik dalam mengisi angket atau survei kesiapan belajar. Ini bisa dilakukan melalui wawancara singkat atau metode lainnya untuk memudahkan peserta didik dalam menyampaikan kondisi yang mereka rasakan.
Langkah 4: Memetakan Kemampuan Awal
Gunakan rentang nilai untuk memetakan kemampuan awal peserta didik:
- Nilai di bawah 60: Kategori belum berkembang.
- Nilai 60 – 70: Kategori layak/cukup.
- Nilai 80 – 100: Kategori cakap/mahir.
Langkah 5: Memetakan Kesiapan Peserta Didik
Pemetaan kesiapan belajar dapat dilakukan berdasarkan kondisi siswa di rumah dan keluarga, serta kendala yang dihadapi peserta didik saat belajar. Selain itu, minat peserta didik juga dapat dijadikan dasar pemetaan.
Dengan penerapan asemen di awal pembelajaran seperti di atas, peserta didik akan merasa lebih terlibat dan dihargai ketika pendidik memperhatikan kondisi awal mereka. Asesmen awal pembelajaran juga membantu pendidik memahami kondisi awal peserta didik, yang kemudian dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang pembelajaran yang berdiferensiasi.
Tips Asesmen di Awal Pembelajaran
- Sederhanakan Asesmen: Laksanakan asesmen awal secara sederhana agar tidak memberatkan peserta didik, sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan.
- Manfaatkan Platform Digital: Pendidik bisa memanfaatkan fitur Asesmen Murid yang ada di PMM (Platform Merdeka Mengajar) sebagai bahan untuk asesmen kemampuan awal.
- Kembangkan Metode Asesmen: Asesmen awal tidak harus dalam bentuk tertulis. Wawancara singkat atau metode lain juga bisa digunakan. Selain itu, asesmen awal dapat dilakukan saat peserta didik memasuki materi ajar baru, misalnya dengan meminta mereka menulis hal yang sudah dan belum mereka ketahui tentang materi tersebut.
Dengan langkah-langkah ini, pendidik dapat merancang dan melaksanakan asesmen di awal pembelajaran yang efektif, menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi peserta didik.
Ditulis oleh, Abdul Rahmat, GURU DI SD NEGERI 011 BALIKPAPAN TENGAH