Metode Time-Out – Metode Time-Out merupakan suatu metode yang dipergunakan untuk mendisiplinkan anak ketika melakukan pelanggaran pada hal yang tidak sesuai.
Dalam lingkungan pembelajaran, artinya peserta didik diharuskan untuk menerima konsekuensi atas apa yang dilakukan dimana hal tersebut bertentangan dengan peraturan yang telah disepakati bersama.
Seorang psikolog asal Amerika Serikat, Arthur W. Staats mengatakan bahwa metode time-out ini dibuat untuk melatih kedisiplinan anak dengan mengomunikasikan, mengevaluasi, dan menenangkan anak dengan maksud menghentikan perbuatan tidak baik yang dilakukan.
Namun, perlu dicatat bahwa metode ini tidak bisa dipergunakan pada semua hal tidak baik yang dilakukan anak. Misalnya merengek atau menangis akan sesuatu hal. Tentu hal tersebut memiliki metode khusus tersendiri.
Selain itu, terdapat beberapa perilaku yang dapat diatasi dengan metode time-out, yaitu:
- Melakukan sesuatu yang berbahaya, dimana bagi sang anak belum tentu diketahui
- Tindakan membahayakan orang lain
- Tidak mau mendengarkan peringatan dan arahan dari orang tua
- Melanggar peraturan atau kesepakatan yang dibuat bersama
Beberapa hal tersebut merupakan hal dasar yang dipahami bersama orang tua. Dengan demikian, anak tidak bisa disalahkan apabila melakukan hal yang menurutnya tidak masalah padahal menurut orang tuanya sangat tidak baik dilakukan.
Sama halnya dengan pengaplikasian metode ini dalam pembelajaran. Siswa yang “aktif” cenderung akan lebih banyak beraktivitas untuk mencari perhatian, sehingga berkemungkinan mengganggu kondusifnya pembelajaran yang ada.
Pada prinsipnya, metode time-out dilakukan dengan memindahkan anak dari suatu situasi atau dimensi yang membuat perilakunya tak terkendali ke situasi lainnya yang lebih tenang.
Perlu diperhatikan juga bahwa mendisiplinkan anak disini tidak diperkenankan melibatkan kekerasan fisik atau teriakan yang membuat mental anak menjadi down. Dengan demikian dapat dilakukan komunikasi dengan kepala dingin.
Dilansir dari kompas.com, metode time-out ini dilakukan di sebuah ruangan yang tidak disukai hingga “membosankan” untuk anak, tanpa adanya peralatan atau perantara lain, bahkan benda apapun.
Di dalamnya sang anak akan diberikan waktu untuk dapat memahami konsekuensi dari apa yang dilakukan, merefleksi kesalahan yang diperbuat, hingga memikirkan solusi dari apa yang terjadi.
Namun, bagaimana pengaplikasian metode time-out ini dalam pembelajaran? Efektifkah? Tentu akan sangat efektif karena hubungan guru dan peserta didik di sekolah adalah hubungan akademik antara orang tua dan anak. Berikut beberapa tips penerapannya:
Halaman Selanjutnya
Tips penerapan dalam pembelajaran