Kelas kolaboratif sangat penting dilaksanakan terkhusus dalam rangkaian Kurikulum Merdeka. Yang mana pembelajaran ini melibatkan seluruh aspek pembelajaran terkhusus antara guru dan siswa atau antar siswa di dalam kelas.
Salah satu langkah mewujudkan kelas kolaboratif, yaitu pintar pintarnya guru dalam memilih metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang bisa diterapkan salah satunya adalah pembelajaran berbasis projek.
Latar belakang munculnya pembelajaran berbasis projek apabila melihat dari Kurikulum yang diterapkan Indonesia sangat sejalan.
Yang mana saat penerapan Kurikulum 2023 yang mengedepankan pendekatan saintifik. Dengan ciri ciri pembelajarannya berpusat pada siswa, membangun cara berpikir kritis, ilmiah serta analitis.
Beberapa contoh model pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik sesuai dengan karakter kurikulum 2013 yaitu Pembelajaran berbasis masalah, dan tentu saja pembelajaran berbasis projek.
Kemudian apabila dalam Kurikulum Merdeka yang saat ini sedang mulai diterapkan di seluruh satuan pendidikan secara bertahap, yaitu tujuan Kurikulum Merdeka ini untuk Menciptakan Profil Pelajar Pancasila.
Yaitu caranya dengan adanya Program P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Hal ini membuktikan bahwa perlunya pembelajaran berbasis projek ini diterapkan.
Gambaran Penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan
Bahwa Profil pelajar pancasila merupakan kemampuan yang dibangun dalam keseKata harian cantik itu kan dalam diri setiap individu pelajar melalui budaya sekolah, pembelajaran Indera kulikuler, projek pemuatan profil pelajar Pancasila dan budaya kerja, mahu pun ekstrakurikuler.
Untuk dapat berhasil dalam menerapkan profil pelajar pancasila sekolah perlu adanya kombinasi yang baik-baik antara kegiatan Intrakurikuler, kegiatan projek 5, dan ekstrakurikuler.
Intrakurikuler merupakan kegiatan atau pengalaman belajar, sedangkan Projek penguatan profil pelajar pancasila merupakan projek lintas disiplin ilmu yang kontekstual dan berbasis pada kebutuhan dunia kerja serta masyarakat. Ekstrakulikuler sendiri memiliki pengertian yaitu kegiatan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa.
Katiganya harus dikombinasikan secara baik untuk dapat membangun sebuah kokulikuler yaitu iklim sekolah kebijakan pola interaksi dan komunikasi serta norma yang berlaku di sekolah sesuai dengan visi misi sekolah.
Untuk menerapkan p5 ini terdapat beberapa dimensi yang perlu menjadi acuan bagi penciptaan belajar Indonesia antara lain yaitu: beriman bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong, kreatif, berfikir kritis dan mandiri .
Kemudian muncul pertanyaan di tengah kita Mengapa kita perlu merancang pembelajaran berbasis projek? Kerana Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang unggul dapat bersaing dengan dunia luar serta mampu memajukan Indonesia melalui pendidikan pendidikan yang terlaksana sejak pendidikan usia dini, pendidikan dasar, hingga pendidikan atas.
Pembelajaran Berbasis Projek (Projek based Learning- PjBL)
Pengertian Pembelajaran Berbasis Projek
Metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan integrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Proses pembelajaran yang menggunakan projek( tugas) sebagai media. Dimana peserta didik dapat melakukan eksplorasi, penilaian-penilaian, interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Metode pembelajaran yang menekankan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk menghasilkan suatu karya melalui perkembangan pengetahuan sikap nilai dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan di masyarakat.
Pembelajaran berbasis projek dirancang untuk dibangun pada permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Melalui pembelajaran berbasis projek ini proses inkuiri dimulai dengan memunculkan pertanyaanpenentu kemudian membimbing peserta didik dalam sebuah projek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek atau materi dalam kurikulum.
Tujuan Penyelenggaraan Pembelajaran berbasis Projek
1. Pengetahuan Konten (content knowledge)
Dalam pembelajaran projek peserta akan dapat mengkaji mendalam berkaitan dengan disiplin ilmu yang berkaitan dengan projek yang diberikan oleh guru, dengan begitu siswa akan dapat menambah pengetahuan ilmu ataukonten berupa materi yang di dapatnya melalui berbagai sumber dan membawanya menjadi sebuah pengetahuan baru.
2. Pemikiran dan Pemecahan Masalah (reasoning and problem solving)
Seperti sudah di bahas sebelumnya, pembelajaran projek diawali dengan mengangkat dari sebuah masalah baik yang berkembang di kehidupan siswa maupun yang sedang ramai diperbincangkan dalam masyarakat. Dengan landasan pembelajaran ini siswa akan menjadi kelebihan diri dalam memecahkan masalah masalah yang dihadapinya.
3. Komunikasi Lisan dan Tulisan (oral and written communication)
Dalam proses pembelajaran projek selain siswa belajar mengenai pemecahan masalah siswa juga pelajar mengenai komunikasi baik yang terjadi baik itu komunikasi lisan maupun komunikasi tulisan. Komunikasi lisan contohnya yaitu pada saat siswa memberikan persentasi atau menjelaskan projek yang telah diselesaikannya dan contoh komunikasi tulisan yaitu siswa menulis laporan projek yang sudah dikerjakannya.
Halaman Selanjutnya