Konsep SOLE – Bertambahnya tahun, akan semakin meningkatkan kapasitas baik dari segi kualitas maupun kuantitas pendidikannya. Para pakar pendidikan senantiasa melakukan pengembangan dalam dunia pendidikan baik dari model, strategi atau bahkan sampai sekup yang terkecil yakni kegiatan dalam pembelajaran.
Hal ini penting bagi para pendidik untuk terus meningkatkan kemampuan, kemandirian, maupun rasa tanggung jawab yang ada dalam diri. Salah satu praktik yang bisa pendidik lakukan yakni dengan menerapkan prinsip Self-Organized Learning Environments alias disingkat SOLE.
Penting bagi guru dan tenaga kependidikan untuk senantiasa mengajarkan peserta didik kemampuan bertanggungjawab dan bersikap mandiri atas pendidikannya.
Praktik yang selama ini guru ajarkan terkait kemandirian sikap atas pendidikan yakni sejatinya merupakan konsep dari SOLE. SOLE sendiri merupakan singkatan dari Self-Organized Learning Environments.
Mengenal Konsep SOLE
Konsep SOLE sebenarnya bukan konsep baru dalam dunia pendidikan. Self-Organized Learning Environments biasanya lebih berorientasi pada proses pembelajarannya. Di mana bertujuan untuk membiasakan para peserta didik menjadi lebih mandiri dan bertanggungjawab pada pembelajaran yang sedang dihadapi.
Konsep ini akan lebih mudah untuk dilakukan pada proses pembelajaran bila peserta didik juga mendapatkan kemudahan dalam mengakses internet.
Apalagi di jaman pasca pandemi sekarang, tentu para peserta didik akan lebih mudah untuk menggunakannya. Hanya saja, pada saat mengimplementasikan konsep tersebut, para pendidik harus lebih jeli dan detail terhadap prosedur penggunaannya.
Sebab kemudahan akses internet tidak hanya memberi keuntungan saja, melainkan juga menyebabkan terjadinya banyak kerugian.
Realitanya, banyak didapati fakta, bahwa generasi hari ini rentan terjebak dalam lingkaran degradasi moral, kemunduran berfikir dan yang sejenisnya lantaran penggunaan akses internet yang bebas tanpa batas.
Bahkan generasi saat ini tak sungkan untuk mengakses berbagai situs tidak layak dan bertentangan dengan usia.
Awalnya, kasus seperti ini memang tidak banyak. Namun, seiring bertambahnya tahun, kasusnya malah makin banyak dan bahkan menjadi trend di kalangan generasi. Yang tidak melakukan seakan – akan dianggap kuno.
Tentu saja hal ini merupakan persoalan besar. Sebab, alih – alih generasi berubah menjadi lebih baik karena pergantian konsep belajar, malah ternyata fakta yang didapati berbeda.
Selain itu, merupakan suatu yang urgen bagi guru untuk bisa senantiasa mengarahkan para peserta didik dengan cermat dan tepat agar lebih bijak dalam penggunaan internet. Apalagi di usia keemasan mereka, sayang rasanya bila waktu luang hanya digunakan untuk berselancar mencari hal – hal yang tidak jelas dan kurang bermanfaat.
Wajar, di usia keemasan ini, mereka ingin terus mencari tahu dan mencoba segala hal baru yang belum pernah mereka dengar dan lakukan. Sehingga para generasi tersebut harusnya masih dalam pantauan para orangtua maupun senior di sekitar mereka.
Pun, sayang sekali rasanya bila pendidikan yang terdapat di sekolah hanya berorientasikan pada topik belajar saja.
Dengan adanya kemudahan akses internet, maka guru harus senantiasa mewujudkan suatu tema belajar yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari mereka.
Bagaimana cara mengarahkan rasa keingintahuan para peserta didik? Misalnya, guru bisa memberikan pemantik berupa pertanyaan maupun studi kasus. Hal ini akan menjadikan para peserta didik seperti mendapatkan tantangan untuk bersegera mencari informasi yang dijadikan trigger.
Maka dari itu bisa disimpulkan bahwa cara dalam membangun lingkungan belajar secara mandiri sangatlah urgen bagi para peserta didik.
Sehingga mereka dapat menyerap berbagai pengetahuan dan keterampilan yang ada. Maka nantinya pendidikan akan menjadi suatu hal yang berorientasi pada segala sesuatu yang murid pelajari, bukan pada apa saja yang diajarkan oleh guru.
Pada awalnya, SOLE merupakan sebuah konsep yang dirancang guna mendukung pembelajaran mandiri. Rancangan ini pertama kali dikenalkan oleh seorang civitas akademika, Bapak Sugata Mitra pada tahun 1999. Percobaannya yang berjudul “Hole in The Wall”.
Latar Belakang Konsep SOLE
Melansir dari beberapa media, SOLE sendiri merupakan sebuah rancangan konsep yang didesain untuk mendukung pembelajaran mandiri.
Pertama kali dikenalkan oleh Sugata Mitra di tahun 1999 dalam percobaannya “Hole in the Wall”. Ia mendapatkan inspirasi dari kegiatan anak – anak yang berselancar di internet hingga akhirnya bisa mempelajari banyak hal positif.
Kemudian beralih mengajarkan kepada teman – teman lainnya. Hal tersebut juga menjadi inspirasi bagi pakar tersebut untuk segera merintis eksistensi program School in the Cloud. Program ini ditujukan untuk bisa menyebarkan konsep SOLE ke seluruh lembaga pendidikan yang ada di dunia.
Selain itu, beliau juga menyediakan adanya situs StartSOLE.org yang merupakan sebuah platform untuk memberikan fasilitas mengenai pendalaman inquiry-based learning. Usaha yang dilakukan Bapak Mitra tersebut akhirnya memberikan banyak pengaruh positif pada pendidikan di negeri.
Ia juga mendapatkan penghargaan berupa Brock Prize di ajang Inovasi pendidikan sebab telah menemukan konsep agar para didik mengalami proses transformasi dalam pembelajaran.
Strategi Penerapan SOLE
Setelah memahami konsep SOLE dan latar belakang eksistensinya, berikut pembahasan mengenai strategi yang bisa dilakukan guru maupun tenaga kependidikan mengenai penerapannya.
1. Mengaktifkan Situs Belajar
Salah satu cara untuk menerapkan pembelajaran SOLE yakni dengan mengaktifkan situs pembelajaran baik yang sudah tersedia secara gratis maupun premium.
Selain itu, jika anda memiliki banyak waktu luang dan tingkat manajemen waktu yang cukup banyak,maka anda bisa membuat sendiri. Tujuannya agar para peserta didik dapat mengerjakan dan mengaksesnya sewaktu – waktu.
Setelah pandemi melanda negeri, sudah mulai banyak para pakar pendidikan yang merintis dan mempelopori berbagai situs pendidikan. Misalnya, ada situs Rumah Belajar ID.
Kemudian juga ada platform ruang guru yang bisa diakses gratis. Anda pun juga dapat berpartisipasi untuk menjadi pengajarnya jika telah lulus beberapa seleksi yang diadakan platform besar tersebut.
Karya anak bangsa juga tak kalah menarik. Bahkan sudah banyak yang mengaksesnya baik diunduh lewat playstore atau diakses lewat website.
Kemudahan ini harusnya bisa guru manfaatkan untuk mengarahkan peserta didik lebih aktif dalam penggunaannya. Tentu mereka akan jadi generasi yang canggih dan up-todate.
2. Menciptakan Suasana Kelas yang Aktif dan Komunikatif
Kemudian hal lain yang bisa dilakukan oleh seorang guru yakni dengan menjadikan suasana kelas agar semakin komunikatif. Hal tersebut juga akan melatih kemandirian dan keaktifannya.
Untuk metode pengembangan kelas yang komunikatif, maka guru dapat membuat beberapa daftar pertanyaan maupun studi kasus yang bisa dijadikan sebagai pemantik.
Selain itu, bisa juga untuk mengajak peserta didik mengikuti program di luar sekolah namun tetap dalam pantauan guru. Misal seperti kegiatan lomba, pelatihan maupun hal lainnya.
emikian ulasan mengenai konsep SOLE dan strategi yang bisa diwujudkan. Dengan beragamnya model maupun metode pembelajaran dapat menjadikan peserta didik sesuai dengan capaian target dan cita – cita bangsa.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(shd/shd)